teknologi

5 Faktor Penyebab Krisis Talenta System Analyst di Indonesia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:00 WIB
5 Faktor Penyebab Krisis Talenta System Analyst di Indonesia

Beberapa universitas memang memiliki program studi yang relevan, namun belum cukup untuk menutup kebutuhan pasar.

Kurikulum yang lebih mengedepankan teori daripada praktik juga menjadi salah satu penyebab terbatasnya talenta yang siap kerja​.

3. Ketimpangan Distribusi

Faktor penyebab krisis talenta system analyst berikutnya yakni karena lebih banyak dari mereka yang terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Sementara wilayah lain masih kekurangan SDM berkualitas di bidang ini.

Ketimpangan ini membuat perusahaan di luar kota besar kesulitan mencari tenaga ahli yang sesuai, sehingga memperlebar jurang kesenjangan tenaga kerja digital di seluruh Indonesia.

4. Kurangnya Minat Generasi Muda

Profesi system analyst kurang populer dibandingkan bidang teknologi informasi lainnya, seperti pengembangan perangkat lunak dan data science.

Banyak generasi muda yang lebih tertarik pada karir yang mereka anggap lebih kreatif dan berhubungan langsung dengan teknologi terbaru.

Akibatnya, jumlah pelamar untuk posisi ini menjadi terbatas, meskipun prospek karir system analyst sebenarnya sangat menjanjikan.

Seorang system analyst sangat berperan untuk mendukung perkembangan industri digital di Indonesia.

5. Perkembangan Teknologi yang Terlalu Cepat

Faktor terakhir adalah teknologi berkembang dengan sangat cepat, dan perubahan ini sering kali lebih cepat daripada kemampuan institusi pendidikan, khususnya di Indonesia, untuk menyesuaikan kurikulum mereka.

Akibatnya, lulusan baru tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang teknologi terkini yang dibutuhkan di dunia kerja.

Perubahan cepat ini juga membuat banyak perusahaan kesulitan menemukan SDM yang memiliki pemahaman yang up-to-date.

Atasi Krisis Talenta System Analyst Bersama Lawencon!

Halaman:

Terkini