Ria Ricis Curhat tentang Trauma Pernikahan dan Perjalanan Spiritual Menuju Ketenangan

SEWAKTU.com -- Ria Ricis kembali membuka hati tentang perjalanan emosionalnya pasca perceraian dengan mantan suami.

Dalam kanal YouTube Maya Ria Ricis, ia curhat tentang rasa trauma yang masih menghantuinya meskipun hampir setahun berlalu sejak perceraian tersebut.

Ia mengungkapkan, bahwa kegagalan dalam pernikahan membuatnya merasa berada di titik terendah dalam hidupnya. Ricis berjuang untuk menyembuhkan luka emosional dengan berbagai cara, salah satunya dengan berkonsultasi dengan psikolog.

Namun, meski sudah berusaha mengatasi rasa sakit itu, trauma pernikahan tetap terasa sangat kuat.

Salah satu keputusan besar yang diambilnya adalah melakukan perjalanan spiritual ke Makkah untuk menunaikan ibadah Umrah.

Baca Juga: Faby Marcelia Ungkap Penyebab Perceraiannya: Silent Treatment Jadi Faktor Utama

Ricis mengaku bahwa perjalanan spiritual tersebut memberikan kedamaian dan ketenangan batin yang sangat ia butuhkan. Ia berharap, dengan mendekatkan diri pada Allah, ia bisa mendapatkan kesembuhan dan bisa kembali menjalani kehidupan dengan hati yang lebih tenang.

Ria Ricis juga membicarakan tentang rasa ketakutan untuk kembali menjalin hubungan setelah mengalami kegagalan pernikahan.

Ia merasa lebih nyaman untuk fokus pada anaknya dan kariernya. Bahkan, ia mengaku tidak tertarik untuk bertemu atau menjalin hubungan dengan pria dalam waktu dekat, karena ia merasa bahwa prioritas utamanya adalah kebahagiaan dan masa depan anaknya.

“Saya lebih fokus untuk membesarkan anak dan menjalani kehidupan dengan tenang,” ujar Ricis dalam curhatnya.

Baca Juga: G-Dragon Gelar Konser di Jakarta, Catat Tanggal dan Harga Tiketnya!

Selain berfokus pada anak, Ricis juga menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Ia banyak membantu saudaranya yang membutuhkan, salah satunya dengan membiayai pengobatan anak saudaranya yang membutuhkan biaya besar.

Ria Ricis juga menceritakan bagaimana dirinya memberikan mobil kepada saudaranya ketika mereka masih sama-sama berjuang di Jakarta. Ia merasa bahwa memberikan bantuan kepada keluarga adalah bentuk kasih sayang yang tak ternilai.