SEWAKTU.com- Peggy Melati Sukma kini fokus menjalani kehidupan barunya di Selandia Baru setelah menikah dengan Syeikh Reza Abdul Jabbar pada 2023 lalu.
Peggy Melati Sukma kini sibuk mengelola peternakan milik sang suami serta aktif sebagai pengurus masjid dan kegiatan dakwah.
"Termasuk juga sambil mengurus masjid ya. Sambil mengurus umat. Ya alhamdulillah ini betul-betul hidup gitu ya. Hidup yang hidup," ujar Peggy dilansir dari berbagai sumber pada, Selasa (11/3).
Menjalani kehidupan yang berbeda dari dunia hiburan tentu bukan hal mudah. Namun, Peggy mengaku telah terbiasa beradaptasi karena pengalamannya bepergian ke berbagai negara dalam rangka dakwah dan kemanusiaan.
Baca Juga: Anak-Anak Lancar Berpuasa, Paula Verhoeven Beri Reward di Akhir Ramadan
"Dalam ikhtiar dakwah dan kemanusiaan, Allah sudah izinkan Teteh bekerja, berkeliling, dan tinggal di hampir 31 negara di seluruh dunia," ungkapnya.
Peggy juga merasa beruntung karena proses adaptasinya di Selandia Baru berjalan lancar.
"Ritme itu sudah terbentuk sebelum akhirnya Allah takdirkan saya bermukim di New Zealand. Jadi, proses adaptasinya alhamdulillah tidak terlalu panjang," jelasnya.
Meski demikian, Peggy tetap menghadapi tantangan selama dua tahun terakhir, terutama terkait perubahan iklim yang cukup ekstrem dibandingkan dengan Indonesia.
"Yang paling menantang itu tubuh harus beradaptasi dengan iklim. Pindah dari negara tropis ke wilayah dekat Kutub Selatan tentu tidak mudah. Tapi dengan dukungan suami dan anak-anak, alhamdulillah semua bisa dilewati dengan baik," katanya.
Baca Juga: Viral Video Atta Halilintar Jadi Imam Salat dengan Jemaah Para Habib Tuai Komentar Warganet
Meski kini menetap di Selandia Baru, Peggy tetap rutin kembali ke Indonesia, terutama untuk kegiatan dakwah.
"Nggak ada patokan, tapi biasanya setahun dua atau tiga kali ke Indonesia. Beberapa tahun ini, Ramadan selalu di Indonesia karena banyak kegiatan dakwah dan aktivitas umat di sini maupun di New Zealand," ujarnya.
Peggy menutup perbincangan dengan mengungkapkan bahwa Ramadan menjadi waktu yang spesial baginya, di mana ia membagi waktu antara Indonesia dan Selandia Baru demi berdakwah dan berbagi ilmu keagamaan.