Sunu berpendapat eksistensi ular dalam cerita rakyat di dunia bermula dari kisah Adam dan Hawa. Dipercaya ada tokoh ular yang membuat Adam dan Hawa harus terlempar dari Surga dan berpisah di dunia.
Hewan ini diidentifikasi sebagai sosok iblis di Taman Eden dari Genesis di Alkitab dan juga dalam Taman Firdaus di Alquran. Perwujudan iblis menjadi ular inilah yang berhasil merayu nenek moyang manusia ini untuk melakukan hal yang dilarang Tuhan.
Ular sebagai hewan siluman juga muncul pada kisah pewayangan, Sunu menyebut salah satunya pada kisah Parikesit. Dirinya menjelaskan Prabu Parikesit akan mati karena digigit oleh tokoh ular yang berubah menjadi Naga Taksaka.
“Kisah ini juga dituliskan Goenawan Mohamad dalam sajaknya yang berjudul ‘Pariksit’. Pada sajak karya Subagio Sastrowardoyo juga ditampilkan simile atau perbandingan yang menggunakan tokoh ular,” terang Sunu yang dinukil dari Kompas.
Sunu menyebut pada sajak Subagio Sastrowardoyo perempuan juga kerap disandingkan dengan ular. Misalnya katanya dalam kisah pewayangan, tokoh ular salah satunya muncul melalui sosok salah satu istri dari Bima.
Baca Juga: Asal Usul Pocong, Beginilah Cerita Sebenarnya Dari Hantu Pocong Ini
Kisah Pieter Erberveld, Hero Batavia yang Dikenang Jadi Kampung Pecah Kulit
Dijelaskan olehnya, salah satu istri dari Bima ini digambarkan sebagai seorang dewi cantik yang merupakan siluman ular. Makhluk ini ungkapnya ketika menjilat telapak kaki seseorang, akan membuat orang tersebut bisa mati.
Karena itu, kisah siluman ular dengan perwujudan perempuan jelasnya sudah beredar di masyarakat Indonesia. Sunu menyebutkan hal itulah yang mengilhami dan menginspirasi penulis cerita seputar keberadaan makhluk halus.
“Siluman ular memang terkadang disandingkan dengan sosok wanita, dan kebanyakan pencitraannya negatif,” sindirnya.
Beberapa daerah di Indonesia bahkan memiliki legenda siluman ular. Misalnya di Kalimantan ada Ular Tangkalaluk, ada juga Ular Putih Raksasa di Nusa Tenggara Timur, dan yang paling terkenal adalah Nyi Blorong di Jawa.
Sama seperti badarawuhi, Nyi Blorong digambarkan sebagai sosok berwujud setengah manusia dan setengah hewan. Dari bagian pinggang ke atas, dia berwujud wanita yang sangat cantik, namun bagian badannya berwujud ular.
Baca Juga: Kisah Horor Gedung Marabunta Semarang, Dikenal Angker Kemunculan Noni Belanda
Nyi Blorong dipercaya sebagai panglima terkuat Kanjeng Ratu Kidul yang menguasai Pantai Selatan Jawa. Selain itu, dirinya diyakini bisa dijadikan sebagai tujuan meminta kekayaan alias pesugihan bagi sebagian masyarakat.
Sosok siluman ular memang begitu populer dalam cerita masyarakat, bahkan sebelum sosok kuntilanak, pocong, dan jelangkung malang melintang di layar lebar Indonesia. Siluman ular sempat jadi primadona di antara makhluk mitos Indonesia lainnya.
Makhluk mitologi ini tercatat sebagai pembuka pasar film horor Indonesia pada tahun 1934. Film ini bertajuk Ouw Peh Tjoa alis Doea Siloeman Oeler Poeti en Item (Dua Siluman Ular Putih dan Hitam).
Artikel Terkait
Kisah Horor Gedung Marabunta Semarang, Dikenal Angker Kemunculan Noni Belanda
Sinopsis Film Horor Incantation di Netflix, Film Horor terlaris di Taiwan
Sinopsis Film Horor Choose or Die, Film Horor yang Viral di Netflix
Sinopsis Film Horor The Privilege, Film Horor yang Dipadukan Dengan Fiksi Ilmiah
Kisah Horor Indonesia, 8 Fakta Tentang Kuntilanak