Keindahan Alam dan Tradisi Sederhana di Desa Gajeboh

- Sabtu, 16 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Pernikahan Suku Baduy (Google)
Pernikahan Suku Baduy (Google)

SEWAKTU.COM -- Perjalanan menuju Desa Gajeboh menjadi pengalaman yang menenangkan sekaligus mengesankan. Setelah beristirahat sambil menikmati durian, langkah berlanjut menuju desa yang hanya berjarak sekitar 60 meter atau kurang lebih 10 menit berjalan kaki. Pemandangan indah segera menyambut, dengan aliran sungai jernih, rimbunan pohon bambu, dan suasana asri yang membuat hati betah.

Di desa ini, terdapat jembatan bambu sepanjang 25 meter yang menjadi perbatasan terakhir antara wilayah Baduy Luar dan Baduy Dalam, khususnya Kampung Cibeo. Dari sini, perjalanan ke Cibeo memakan waktu sekitar empat jam berjalan kaki, namun pengunjung tidak diizinkan merekam, memotret, atau merekam aktivitas masyarakat Baduy Dalam.

Baca Juga: Rudy Susmanto Kukuhkan 60 Anggota Paskibraka Jelang HUT ke-80 RI: 'Masa Depan Kabupaten Bogor'

Jembatan bambu di Gajeboh merupakan hasil kerja tangan warga setempat, memanfaatkan batang pohon sebagai penopang. Setiap tahun, masyarakat bergotong royong mengganti bambu-bambu yang mulai lapuk. Meski sederhana dan ramah lingkungan, jembatan ini memiliki satu kekurangan unik: jika berpapasan dengan orang yang membawa durian, salah satu harus mengalah dan mundur. Dari jembatan ini, suasana mulai ramai oleh alunan musik gamelan yang menandakan akan dimulainya acara pernikahan adat Baduy.

Baca Juga: Semarak HUT RI ke-80, DBMSDA Kota Bekasi Gelar Puncak Lomba Agustusan di Lingkungan GTB

Pernikahan di Baduy berlangsung dengan sangat sederhana, melibatkan wali, pengantin, dan prosesi singkat namun penuh makna. Usia pengantin biasanya masih muda, sekitar 16 hingga 17 tahun. Tidak ada kemewahan, hanya suasana hangat penuh doa agar pasangan hidup rukun dan bahagia. Setelah prosesi selesai, dilanjutkan dengan acara sawer, di mana masyarakat berebut jajanan ringan hingga uang yang dibagikan sebagai tanda suka cita.

Baca Juga: Puting Beliung Terjang Jatimakmur Bekasi, Wiwiek Hargono Pastikan Penanganan Berjalan Cepat

Puncak acara adalah makan bersama. Dari dapur, warga sibuk menyiapkan hidangan berupa nasi dan daging ayam yang dibungkus daun pisang. Pembagian makanan dimulai dari para pengurus desa, lalu seluruh tamu ikut menikmati. Suasana kebersamaan terasa kental, memperlihatkan betapa eratnya hubungan antarwarga di Baduy. Kesederhanaan yang tulus ini meninggalkan kesan mendalam bagi siapa saja yang mengalaminya.

 
 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Edgar Marlen

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X