Krisis Middle Manager di Perusahaan Indonesia, Dibimbing.id Dorong Penguatan Soft Skill Lewat Leadership Training Terstruktur

- Kamis, 4 Desember 2025 | 19:23 WIB

 

SEWAKTU.com - Di banyak perusahaan Indonesia, posisi middle manager kini menjadi titik paling rapuh dalam struktur organisasi. Mereka memegang peran penting—menjembatani strategi manajemen puncak dan implementasi operasional di lapangan. 

Namun realitas menunjukkan bahwa sebagian besar middle manager justru kesulitan menjalankan fungsi kepemimpinan secara efektif. Banyak di antara mereka naik jabatan karena performa teknis yang gemilang, tetapi tidak dibekali kemampuan memimpin, mendelegasikan, atau memberikan feedback konstruktif yang merupakan fondasi utama soft skill seorang pemimpin.

Fenomena ini semakin terlihat seiring meningkatnya dinamika industri. Perusahaan yang sedang berekspansi menghadapi tantangan turnover, konflik antar tim, hingga stagnasi produktivitas yang bersumber dari kepemimpinan yang kurang efektif. 

Ketika seorang manajer tidak mampu mengkomunikasikan prioritas dengan jelas, tidak tahu cara menumbuhkan motivasi, atau gagal menilai performa secara objektif, maka tim di bawahnya pun akan mengalami ketidakpastian. Situasi ini bukan hanya menghambat pencapaian target, tetapi juga menurunkan moral tim secara jangka panjang.

Banyak HR di perusahaan menilai bahwa persoalan terbesar middle manager bukan pada aspek strategi atau teknis, tetapi pada soft skill seperti kemampuan coaching, active listening, problem solving, hingga pengambilan keputusan. Kekosongan soft skill inilah yang membuat banyak manajer kesulitan mengelola orang—padahal inti dari kepemimpinan adalah memberdayakan manusia, bukan sekadar menguasai proses.

Melihat urgensi tersebut, Dibimbing.id melalui Dibimbing for Business menghadirkan program Soft Skill Training yang dirancang untuk middle manager. Fokusnya bukan teori, melainkan praktik lapangan yang relevan dengan tantangan sehari-hari. Materi utamanya mencakup Coaching Skills, Strategic Delegation, dan Performance Management—tiga bidang yang selama ini menjadi titik kritis di posisi middle management di banyak industri.

Pendekatan ini berbeda dari training generik yang sering diadakan perusahaan. Dibimbing.id memulai dengan melakukan assessment kebutuhan di masing-masing organisasi, kemudian merancang modul yang sesuai dengan budaya kerja, struktur tim, serta tantangan operasional yang dihadapi. Pendekatan ini membuat peserta tidak hanya memahami konsep, tetapi mampu menerapkan metode baru langsung pada tim mereka.

Beberapa perusahaan besar telah mengikuti program ini, antara lain:

  • RedDoorz, dengan program Leadership untuk penguatan kemampuan manajerial di unit operasional.

  • PT Netciti Persada, dengan kurikulum Leadership for Supervisor untuk membangun pipeline kepemimpinan dari level pengawas.

  • Hypernet / PT Hipernet Indodata (HI)—perusahaan Managed Service Provider bagian dari PT XL Axiata Tbk—yang mengikuti program Strategic Leadership untuk memperkuat kemampuan delegasi dan coaching para pemimpin teknisnya.

Hasilnya terlihat dalam bentuk peningkatan komunikasi internal, percepatan pengambilan keputusan, dan kemampuan manajer mengelola performa dengan lebih terukur. Banyak peserta menyatakan bahwa training ini membuka wawasan baru mengenai cara memimpin manusia, bukan sekadar mengelola tugas.

Yang menarik, perusahaan mulai menyadari bahwa soft skill bukan lagi pelengkap, melainkan kebutuhan mendesak untuk menjaga keberlanjutan organisasi. Rekrutmen eksternal untuk posisi manajerial kini semakin mahal dan memakan waktu panjang, terutama untuk industri teknologi dan layanan digital. 

Ketika perusahaan mampu membentuk pemimpin internal melalui Soft Skill Training yang terstruktur, mereka dapat mengurangi ketergantungan pada pencarian kandidat dari luar.

Dalam ekosistem bisnis yang cepat berubah, memiliki middle manager yang kuat adalah keunggulan kompetitif. Kepemimpinan yang matang di level menengah membantu perusahaan bergerak lebih gesit, menjaga stabilitas tim, dan memastikan strategi perusahaan dapat diimplementasikan tanpa hambatan. Melalui program Soft Skill Training ini, Dibimbing.id mendorong perusahaan untuk tidak lagi melihat training sebagai biaya, tetapi sebagai investasi jangka panjang dalam membangun organisasi yang sehat.

Pada akhirnya, perusahaan akan menyadari bahwa kualitas kepemimpinan tidak terjadi secara instan—tetapi dapat dibentuk melalui pembelajaran yang tepat. Dibimbing.id menunjukkan bahwa dengan kurikulum yang terarah dan berbasis kebutuhan nyata, setiap middle manager memiliki potensi untuk berkembang menjadi pemimpin yang mampu membawa timnya tumbuh bersama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Ningsih

Terkini

X