lifestyle

Satu Abad Pramoedya Ananta Toer: Karya dan Warisan yang Selalu Melekat Hingga Saat Ini

Kamis, 6 Februari 2025 | 12:11 WIB
Pramoedya Ananta Toer.

SEWAKTU.com- Hari ini, 6 Februari 2025 muncul sosok sastrawan terbesar Indonesia dan juga tokoh sastra dunia yaitu Pramoedya Ananta Toer.

Ya, Pramoedya Ananta Toer yang lahir pada 6 Februari 1925 genap berusia satu abad pada 6 Februari 2025. Berikut ini profil lengkap dan karya-karya Pram.

Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora, Jawa Tengah. Ia dikenal karena karya-karyanya yang kaya akan nilai sejarah, sosial, dan politik.

Baca Juga: Kebiasaan Buruk yang Buat Orang Kelas Menengah Sulit Menjadi Kaya

Berikut ini ialah profil lengkap dan beberapa karya dari Pramoedya Ananta Toer yang pada saat ini genap berusia satu abad.

Profil lengkap Pramoedya Ananta Toer:

  • Nama Lengkap: Pramoedya Ananta Toer
  • Lahir: 6 Februari 1925, Blora, Jawa Tengah, Hindia Belanda (sekarang Indonesia)
  • Meninggal: 30 April 2006, Jakarta, Indonesia
  • Pendidikan: Sekolah Teknik Radio di Surabaya (tidak selesai)
  • Pekerjaan: Penulis, wartawan, aktivis politik
  • Penghargaan:
    Penghargaan Ramon Magsaysay (1995)
    Penghargaan Freedom to Write dari PEN American Center (1988)
    Nominasi Nobel Sastra beberapa kali

Pramoedya hidup dalam masa penuh gejolak, termasuk masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, kemerdekaan Indonesia, dan era Orde Baru.

Ia pernah dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda, rezim Orde Lama, dan rezim Orde Baru karena aktivitas politik dan tulisannya yang dianggap subversif.

Karya-Karya Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya menulis lebih dari 50 buku, termasuk novel, cerpen, esai, dan karya nonfiksi. Berikut adalah beberapa karya terpentingnya:

Baca Juga: 7 Skill Penting yang Harus Diajarkan pada Anak Sejak Dini

1. Tetralogi Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca)

  • Bumi Manusia (1980): Novel pertama dalam tetralogi ini mengisahkan kehidupan Minke, seorang pemuda Jawa yang terpelajar di era kolonial Belanda.
  • Anak Semua Bangsa (1980): Minke mulai terlibat dalam pergerakan nasional melawan penjajahan.
  • Jejak Langkah (1985): Minke mendirikan surat kabar dan organisasi untuk memperjuangkan kemerdekaan.
  • Rumah Kaca (1988): Kisah tentang represi kolonial Belanda terhadap pergerakan nasional.
  • Latar Belakang: Tetralogi ini ditulis saat Pramoedya dipenjara di Pulau Buru tanpa pengadilan selama era Orde Baru.

2. Arus Balik (1995)

  • Novel epik yang menggambarkan pergeseran kekuatan dari kerajaan-kerajaan Nusantara ke dominasi kolonial Eropa.

3. Gadis Pantai (1962)

Halaman:

Tags

Terkini