lifestyle

10 Manusia Raksasa di Dunia: Kisah Nyata di Balik Tubuh yang Menjulang

Rabu, 6 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Manusia Tinggi (Youtube)

SEWAKTU.COM -- Di balik kekaguman banyak orang terhadap tinggi badan luar biasa, ada kenyataan yang tak selalu mudah dijalani. Beberapa orang di dunia ini memiliki tinggi badan yang sangat ekstrem hingga dijuluki sebagai "manusia raksasa." Namun, di balik tubuh menjulang itu, banyak dari mereka harus menghadapi berbagai kesulitan medis, sosial, bahkan emosional. Banyak dari mereka mengidap kondisi langka seperti gigantisme atau akromegali, yaitu kelainan hormon pertumbuhan yang menyebabkan tubuh terus berkembang secara tidak wajar.

Berikut adalah kisah 10 manusia tertinggi di dunia yang hidup di berbagai belahan dunia, lengkap dengan perjuangan dan inspirasi hidup mereka:

1. Sultan Kösen (251 cm) – Turki

Sultan Kösen memegang rekor Guinness sebagai manusia tertinggi yang masih hidup. Ia lahir pada tahun 1982 dan bekerja sebagai petani di Turki. Akibat gigantisme, ia tidak bisa menyelesaikan pendidikan dan harus menggunakan kruk untuk berjalan. Selain tinggi, Sultan juga tercatat memiliki tangan dan kaki terbesar di dunia. Meski kesulitan dalam banyak hal, seperti mencari pakaian dan sepatu, Sultan tetap bersyukur karena bisa menjelajah ke lebih dari 127 negara.

Baca Juga: Umur Baru 14 Tahun, Rayyan Harumkan Indonesia di Eropa Lewat Panahan Berkuda

2. Brahim Takioullah (246 cm) – Maroko

Brahim didiagnosis gigantisme setelah tingginya melonjak drastis hanya dalam waktu satu tahun. Tumor penyebab kelebihan hormon pertumbuhan berhasil diangkat dan kini ia memiliki tinggi 246 cm. Karena ukuran kakinya yang sangat besar, ia bahkan harus dibuatkan sepatu khusus oleh ahli ortopedi. Meskipun sulit, Brahim terus menjalani hidup dengan semangat.

3. Morteza Mehrzad (246 cm) – Iran

Morteza adalah atlet bola voli duduk Iran yang juga menderita akromegali. Kecelakaan sepeda membuat satu kakinya lebih pendek 15 cm, namun ia berhasil bangkit dan menjadi atlet Paralympic sukses. Ia meraih medali emas di berbagai kejuaraan internasional, membuktikan bahwa keterbatasan fisik tak menghalangi prestasi.

Baca Juga: Tragis! Lansia Tewas Dilempar Dongkrak oleh Bajing Loncat di Kolong Jembatan Marunda

4. Dharmendra Pratap Singh (246 cm) – India

Dharmendra dikenal sebagai pria tertinggi di India, namun tinggi badannya justru menjadi penghalang dalam hidup. Ia sulit mendapatkan pekerjaan dan pasangan hidup karena tidak bisa masuk ke banyak bangunan umum. Untuk bertahan hidup, ia sering berfoto dengan orang-orang sebagai sumber penghasilan.

5. Zhang Juncai (242 cm) – Tiongkok

Zhang adalah manusia tertinggi di Tiongkok dan sempat mengalami diskriminasi karena penampilannya. Namun, hidupnya berubah setelah menemukan cinta sejati. Kini, ia dikenal sebagai selebriti di negaranya dan diperkirakan memiliki kekayaan antara 1–5 juta dolar AS.

6. Sun Mingming (236 cm) – Tiongkok

Sun adalah mantan pemain bola basket profesional yang pernah dinobatkan sebagai pemain tertinggi di dunia. Ia juga sempat menjalani operasi otak untuk mengangkat tumor yang menyebabkan pertumbuhan abnormalnya. Bersama istrinya, Su Yan (188 cm), mereka memegang rekor sebagai pasangan tertinggi yang masih hidup.

Baca Juga: Ledakan Dahsyat Sumur Gas Pertamina di Subang, Warga Panik dan Berhamburan

7. Robert Wadlow (272 cm) – Amerika Serikat

Robert adalah manusia tertinggi dalam sejarah yang pernah tercatat secara medis. Ia terus tumbuh hingga meninggal dunia pada usia 22 tahun akibat infeksi kaki. Dengan tinggi lebih dari 2,7 meter, Robert membutuhkan penyangga dan sepatu khusus untuk berjalan.

8. Yao Ming (229 cm) – Tiongkok

Yao Ming adalah legenda NBA asal Tiongkok. Ia berasal dari keluarga bertubuh tinggi dan memiliki bakat luar biasa dalam dunia basket. Sepanjang kariernya, ia delapan kali masuk tim NBA All-Star dan tetap dikenal hingga kini meski telah pensiun.

9. Leonid Stadnyk (260 cm) – Ukraina

Leonid menolak diukur oleh Guinness World Records karena ingin hidup tenang. Ia menderita gigantisme dan terus tumbuh hingga akhir hayatnya pada 2014. Leonid memilih mengasingkan diri dan tinggal bersama ibunya di desa, namun tetap mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah setempat.

Halaman:

Tags

Terkini