SIKS-NG bekerja secara daring, artinya semua data tersimpan dan disinkronisasi secara digital.
Pemerintah daerah dapat langsung mengakses pembaruan dari pusat tanpa perlu menunggu laporan manual.
Hasilnya? Proses penyaluran bansos jauh lebih cepat dan minim kesalahan.
Selain itu, masyarakat juga bisa ikut mengawasi. Dengan sistem terbuka seperti ini, peluang terjadinya penerima ganda atau data fiktif bisa ditekan secara signifikan.
Hingga kini, operator SIKS-NG sudah aktif di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia.
Mereka adalah ujung tombak yang memastikan data penerima bantuan sosial tetap valid.
Baca Juga: Menjelang TKA 2025, Inilah Tahap Gladi Bersih yang Tak Boleh Dilewatkan
Kerjasama antara Kemensos, pemerintah daerah, dan perangkat desa menjadikan SIKS-NG sebagai contoh nyata kolaborasi digital lintas lembaga untuk kesejahteraan masyarakat.
Tujuan utama dari SIKS-NG jelas, memastikan setiap program bantuan sosial benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Melalui sistem ini, Kemensos berkomitmen menciptakan basis data sosial yang transparan, akurat, dan berbasis teknologi.
Dengan SIKS-NG, masa depan penyaluran bansos di Indonesia kini lebih pasti tidak lagi bergantung pada laporan manual, tapi pada data real-time yang bisa dipantau semua pihak.***