Filosofi dan Tujuan Hari Ayah Nasional
Hari Ayah Nasional bukan hanya soal memberi kado atau ucapan manis. Lebih dari itu, perayaan ini mengingatkan masyarakat tentang pentingnya peran ayah sebagai pendidik, pelindung, dan teladan dalam keluarga.
Menurut Kemendikbudristek, tujuan peringatan ini antara lain:
- Menguatkan figur ayah sebagai panutan karakter anak.
- Menumbuhkan kesadaran publik bahwa ayah dan ibu adalah mitra sejajar dalam membangun keluarga.
- Menghargai kontribusi ayah terhadap masyarakat dan kehidupan sosial.
Dengan kata lain, Hari Ayah Nasional adalah bentuk pengakuan sosial atas cinta tanpa kata dari seorang ayah.
Beda Hari Ayah Nasional dan Fathers’ Day Internasional
Sama-sama memperingati sosok ayah, tapi keduanya punya akar sejarah berbeda.
Fathers’ Day internasional lahir di Amerika Serikat pada 1910, digagas oleh Sonora Smart Dodd untuk menghormati ayahnya William Jackson Smart, seorang veteran Perang Sipil yang membesarkan enam anak seorang diri.
Hari tersebut dirayakan setiap hari Minggu pekan ketiga bulan Juni, yang berarti tanggalnya berubah setiap tahun. Untuk tahun 2025, Fathers’ Day jatuh pada 15 Juni.
Sementara di Indonesia, Hari Ayah Nasional lahir dari inisiatif masyarakat sendiri, bukan dari tradisi luar negeri.
Baca Juga: Kisah Cinta Erika Carlina dan DJ Bravy Berakhir, Setelah Lamaran Megah di Synchronize Fest 2025
Ini membuatnya terasa lebih “dekat”, karena tumbuh dari nilai kekeluargaan yang menjadi ciri khas bangsa.
Tak perlu mewah. Merayakan Hari Ayah bisa sesederhana makan malam bersama, menulis surat singkat, atau sekadar mengucapkan terima kasih.
Hal kecil itu sering kali jauh lebih berarti bagi ayah yang jarang meminta apa pun, selain kebahagiaan keluarganya.
Hari Ayah Nasional adalah pengingat bahwa cinta ayah tidak selalu tampak, tapi selalu ada.
Ia mungkin tidak selalu memeluk, tapi tangan kasarnya pernah memapah kita belajar berjalan.