Ketika dua insan saling menJatuh Cintai, maka mereka akan memberikan kepercayaannya kepada sang pasangannya.
Kita percaya bahwa mereka akan menjaga kepercayaan kita, jika tidak pun berarti mereka bukanlah orang yang tepat untuk kita.
Sedangkan Obsesi, pasangan akan menaruh curiga dan berprasangka buruk kepada kita.
Selalu memberikan pertanyaan pertanyaan yang menaruh kewaspadaan yang seharusnya itu tidak menjadi sebuah masalah.
4. Jatuh Cinta bisa menerima penolakan, Obsesi tidak ingin ditolak
Hubungan itu berisi dua orang dengan dua kepala dan pemikiran yang berbeda pula.
Kita tidak bisa memaksakan keinginan kita kepada pasangan kita jika pasangan kita tidak merasa nyaman atau tidak menginginkan.
Jika hubungan berlandaskan Jatuh Cinta, maka kita akan tidak merasa bahwa penolakan itu adalah suatu masalah besar.
Ketika ada penolakan, maka kita harus mencari solusinya bersama untuk mencapai keputusan yang sama-sama diinginkan oleh kedua pasangan.
Sedangkan hubungan yang berlandaskan Obsesi, tidak bisa menerima penolakan. Penolakan berarti menentangnya.
Baca Juga: Demonstrasi Anti Lockdown di Belanda Memakan Korban, 20 Orang Ditangkap, 7 Luka-luka
5. Jatuh Cinta itu menjadi diri sendiri, Obsesi bersembunyi di balik topeng
Ketika Jatuh Cinta membawa kenyamanan dan kebahagiaan, maka kita tidak perlu menjadi orang lain ketika berada dengan pasangan kita.
Hubungan yang berlandaskan Jatuh Cinta, akan menerima semua kekurangan dan kelebihan dari pasangannya masing-masing.
Lebih terbuka dan jujur satu sama lainnya. Sedangkan Obsesi, karena tuntutan dan keinginan yang besar dari pasangan, kadang kita tidak bisa menjadi diri sendiri.