SEWAKTU.com - Mungkin banyak yang protes di dalam hatinya: Saya sudah 50 kali mengirim lamaran tetap saja belum diterima.
“Tidak masalah. Meski uang habis untuk foto copy, tetap tenang. Karena itu memang rezeki tukang foto copy. Uangnya juga milik Allah, dan nanti pasti ada lagi.
Teruskan saja ikhtiar. Jangan sampai mengiba atau menangis kepada orang.
Baca Juga: BPOM Sebut Masa Kadaluwarsa Vaksin Covid-19 Bisa Diperpanjang
Misalnya,”Tolonglah pak, terima saya bekerja. Saya benar-benar sudah tidak sanggup melihat teman-teman sekelas saya yang sudah bekerja naik mobil. Sedangkan saya masih mondar-mandir foto copy.”
Memangnya bapak yang dimintai tolong itu siapa? Kita sama-sama makhluk, dan sama-sama bukan pemilik kehidupan ini. mengibalah kepada Allah.
“Ya Allah, sudah lima tahun saya jadi sarjana pengangguran. Tolong ya Allah. Saya akui bahwa saya ujub sebagai sarjana dan sering meremehkan teman-teman yang tidak kuliah. Saya melupakan-Mu sebagai Pemberi Rezeki.
Astagfirullah. Saya akui sebagian gelar yang saya dapat sebagai hasil mencontek dan menjiplak. Selama kuliah saya jarang salat berjamaah.
Baca Juga: Daftar Penulis Web Series Populer di Indonesia, Salah Satu Terpopuler Web Series Layangan Putus
Astagfirullah. Engkau pasti mengetahui segalanya. Ampuni saya, Ya Allah. (Aa Gym, 2019)
Yang begitu jauh lebih efektif daripada keujuban dan kesombongan. Seperti menganggap gelar sarjana sebagai jaminan didapatnya sebuah pekerjaan. Karena Allah juga pasti melihat penyesalan hambanya.
Amat gampang bagi Allah memberi kita pekerjaan. Tetap tenang. Teruskan saja berdoa, memohon ampun dan berikhtiar. Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa menjaga istighfar, maka Allah menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitan atau kesempitannya, melepaskannya dari setiap kesusahan, dan Allah memberinya rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga.” (HR. Imam Abu Daud)