Menurut Psikologi Orang Susah Tidur, Begini Kata Profesor Louise Arseneault dari IoPPN

- Jumat, 16 September 2022 | 21:32 WIB
Menurut Psikologi Orang Susah Tidur, Begini Kata Profesor Louise Arseneault dari IoPPN
Menurut Psikologi Orang Susah Tidur, Begini Kata Profesor Louise Arseneault dari IoPPN

SEWAKTU.com - Begini menurut psikologi orang susah tidur. Sulit tidur dan mudah lelah? Hati-hati, bisa jadi kamu sedang merasa kesepian. Studi terbaru dari Inggris mengungkap kaitan antara kesepian dan kualitas tidur sangat erat dan tidak terjadi pada kelompok lanjut usia saja.

Dalam studi yang melibatkan 2.232 partisipan, ditemukan bahwa kesepian yang dialami seseorang dapat membuatnya mudah lelah, sulit konsentrasi hingga tak bisa tidur nyenyak. Uniknya, penelitian ini dilakukan pada orang dewasa muda yang berusia 18 hingga 34 tahun. Lalu, bagaimana menurut psikologi orang susah tidur?

Hasil penelitian menyebut sekitar 20-30 persen partisipan kadang merasa kesepian. Sekitar 5 persen mengaku sering merasa kesepian dan sisanya merasa biasa-biasa saja. Simak selengkapnya mengenai menurut psikologi orang susah tidur.

Baca Juga: 16 Ciri Wanita Selingkuh Menurut Psikologi, Mengubah Kata Sandi Ponsel Salah Satunya

 

Peneliti menyebut sulit tidur nyenyak sering muncul karena adanya depresi dan gangguan kecemasan. Setelah diteliti lebih jauh, ditemukan sekitar 70 persen partisipan yang merasa kesepian dan sulit tidur nyenyak ternyata pernah menjadi korban kekerasan.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Medicine ini, peneliti menyebut kesepian muncul akibat rasa tidak aman yang dialami seseorang. Teori ini cocok dan membuktikan kaitan antara sejarah kekerasan yang dialami dengan risiko depresi dan gangguan kecemasan.

Baca Juga: 5 Ciri Pria Selingkuh Menurut Psikologi, Jangan Emosi dan Bicarakan Baik-baik Dulu Setelah Melihat Ciri Ini!

Terlebih, kesepian yang dialami juga mengganggu sirkulasi hormon kortisol yang muncul saat seseorang stres. Stres karena kesepian meningkatkan kadar kortisol, yang membuat otak selalu dalam keadaan siaga dan tegang. Hal inilah yang membuat tidur menjadi tidak nyenyak.

"Hampir seluruh partisipan studi kami merupakan mahasiswa perantau yang tinggal jauh dari rumah. Karena itu penting bagi mereka untuk selalu mendapat dukungan agar terhindar dari masalah kejiwaan yang lebih parah," tutur Profesor Louise Arseneault dari Institute of Psychiatry, Psychology & Neuroscience (IoPPN), King's College London, dikutip dari EurekAlert!***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ananta Wira Mahmuda

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X