SEWAKTU.com -- Pada pembahasan ini para ulama berselisih pendapat tentang apakah seseorang lebih mendahulukan sikap Raja’ atau sikap Khauf dan menjadi beberapa pendapat, Imam Ahmad Rahimahullah mengatakan; “Hendaknya rasa takut dan harap nya itu menjadi satu kesatuan.
Maka seseorang tidak lebih memenangkan Khauf dan juga tidak melebihi memenangkan Raja’ (Al Mustadrak ‘alaa Majmu’ Al fataawa, 1:147). Dan beliau juga mengatakan, siapa saja yang lebih memenangkan dari salah satunya, dia akan binasa.
Karena hal ini bisa siapa saja yang lebih memenangkan Raja’ dia akan merasa aman dari makar Allah SWT, dan jika seseorang lebih memenangkan Khauf, maka dia akan terjatuh dalam sikap berputus asa dari Rahmat Allah SWT.
Baca Juga: Tanda Tangan Elektronik Semakin Diminati karena Terhubung dengan Disdukcapil
Sebagaimana Ulama mengatakan, ”Hendaknya seseorang lebih memenangkan Raja’ ketika mengerjakan ketaatan dan lebih memenangkan Khauf ketika sedang atau ingin berbuat maksiat.”
Hal ini karena jika seseorang hendak melakukan ketaatan maka dia harus memiliki sikap-sikap yang bisa mendatangkan Husnudzon sehingga dalam kondisi seperti ini dia akan lebih memenangkan Raja’, yaitu berharap amal perbuatannya diterima oleh Allah SWT.
Sedangkan ketika dia ingin melakukan kemaksiatan, dia lebiih memenangkan Khauf agar supaya dia tidak terjerumus kedalam lubang kemaksiatan.
Baca Juga: 3 Tanda yang Diberikan Allah SWT Ketika Kamu Tiba-tiba Didekati Seekor Kucing
Dan para ulama lain juga berpendapat bahwa, “Hendaknya orang sehat lebih memenangkan sisi Khauf, sedangkan orang yang sakit hendaknya lebih mementingkan sisi Raja.” Hal ini karena jika orang sehat lebih memenangkan disisi Khauf’ dia akan menjauhi maksiat.
Sedangkan ketika orang yang sakit lebih memenangkan Raja’, dia akan bertemu dengan Allah SWT dalam kondisi Husnudzon kepada Nya.
Dan adapun pendapat ini dalam masalah ini bawah hal tersebut berbeda-beda sesuao dengan perbedaan kondisi keadaan seseorang, kalau dia khawatir dengan rasa takut berlebih, akan menjadi berputus asa dari rahmat Allah SWT.
Ketika lebih memenangkan dalam sisi Khauf maka wajib baginya untuk berhenti dan menguatkan di sisi Raja’. Adapun kalau di akhawatir akan menjadi merasa aman dari makar Allah SWT, ketika lebih memenangkan dalam sisi Raja’.
Dan maka hendaklah dia berhenti dan lebih memenangkan sisi Khauf’ sehingga seseorang itu pada hakikat nya adalah dokter atau tabib untuk dirinya sendiri, jika hatinya masih hidup.