Baca Juga: Jadwal Liga Champions Malam Ini Live, Ada Big Match Atletico Madrid vs Liverpool
Ketahuilah, jika saja masih ada kesyirikan dalam diri anak, maka anak-anak tidak akan berkembang dengan baik. Kesyirikan anak pada umumnya adalah percaya perbintangan atau zodiak, pacaran, mistik, dan antusias pada apa yang disebut idol atau idola. Anak terlahir dalam tauhid, tetapi tumbuh dalam kesyirikan. Itu karena orang tua tidak membentengi anak-anaknya dari pergaulan yang terlalu bebas. (Bachtiar Nasir, 2016
Sayangnya, kebanyakan orang tua, ketika anak-anaknya selesai d SD atau SMP, pendidikan agama mereka sudah tidak diperhatikan. Anak-anak remaja seolah dilepas sendiri mencari jati diri dan dunianya.
Baca Juga: Jadwal Liga Champions Malam Ini Live, Ada Big Match Atletico Madrid vs Liverpool
Padahal, usia-usia tersebut adalah momentum terbaik bagi orang tua menanamkan pendidikan karakter bagi mereka. Karena asupan pendidikan agama minim,anak-anak remaa lebih banyak yang suka nongkrong daripada ke masjid. Disinilah kesalahan para orang tua sehingga semakin sulit mengarahkan anak-anak hingga memasuki perguruan tinggi.
Setelah mereka mengenal dunia kampus dan pola berpikir bebas, agama semakin jauh dari benak mereka. Terjadilah disabilitas cara berpikir dikalangan pemuda akibat paham-paham luar yang masuk, seperti liberalisme, pluralisme, dan sekularisme.
Baca Juga: Semakin Tua Bentuk Wajah Akan Kotak, Kenapa Bisa Seperti Itu? Ini Dia Jawabannya
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, Wahai Anandaku, janganlah kamu sekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.Ā (QS Luqman [31]:13)
Ayat di atas meberikan pengertian bahwa:
Syirik adalah bentuk kezaliman yang terbesar karena meletakan sesuatu bukan pada tempat yang sepatutnya, bentuk kezaliman yang besar, meminta kepada yang tidak memiliki, mencintai yang tidak dapat memberikan kebaikan kecuali atas kehendak Allah Taala, takut kepada yang tak dapat mendatangkan marabahaya, berharap kepada yang tak dapat memenuhi harapan, bersandar kepada yang tidak punya kekuatan karena bakal dan mati.
Baca Juga: Dokter Anjurkan Atta Halilintar Segera Dioperasi, Ternyata Ini yang Sebenarnya Terjadi
Dalam metode pendidikan Luqman, setelah menanamkan tauhid, yaitu jangan mempersekutukan Allah Taala dengan apa pun, maka yang kedua sesudah itu adalah mengajarkan anak agar berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain).
Metode kedua ini menempatkan orang tua sebagai pihak yang harus dihormati karena, bagi orang tua, anak adalah orang yang paling dikasihi dan disayangi dalam hidupnya.
Orang tua bahkan rela mengorbankan nyawa demi keselamatan anak-anaknya. Selain itu, anak adalah orang kedua setelah diri sendiri yang harus dinasihati, menunjukkan kepadanya jalan kebaikan, serta mencegah dari kecelakaan di dunia dan diakhirat. (Bachtiar Nasir, 2016).***
Artikel Terkait
Semakin Tua Bentuk Wajah Akan Kotak, Kenapa Bisa Seperti Itu? Ini Dia Jawabannya
Jadwal Liga Champions Malam Ini Live, Ada Big Match Atletico Madrid vs Liverpool
Kasus Covid-19 Terus Menurun, Pemerintah Pustuskan Longgarkan PPKM Jawa Bali, Berikut Aturan Barunya
Thalita Latief Dituding Pacari Suami Orang, Sang Istri Labrak via DM Instagram
Bantah Tudingan Jadi Pelakor, Begini Klarifikasi Thalita Latief