Bahkan, mereka merangkul saudara atau kerabat yang non muslim. Tentu, bakar batunya enggak lagi berisi babi, tapi ayam.
Tradisi ini dikerjakan bareng, yang laki-laki menyusun batu di atas kayu kering yang sudah ditata rapi.
Batu itu ditutup dengan dedaunan, plus rumput kering lalu dibakar. Dan, enggak jauh dari tempat bakar batu itu sebelumnya sudah dibuatkan lubang.
Setelah batu itu panas, dimasukkan dan ditata di dalam lubang, di atasnya ditaruh beragam bahan makanan: ubi, sayuran, keladi, singkong, pisang dan ayam.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Selasa 22 Maret 2022, Jangan Tanggapi Omongan Menyakitkan!
Di atas tumpukan tersebut ditutup lagi dengan daun ubi jalar, juga sayur-sayuran. Lalu, ditutup rapat dan kembali ditaruh batu panas di atasnya.
Setelah matang lubang dibongkar, dan makanan pun dibagikan kepada semua yang hadir. Tanpa melihat latar belakang agama.
Sebuah ritual sakral demi menyambut Ramadhan tapi diikuti pula mereka yang beragama lain. Nampak sekali betapa toleransi di tanah Papua itu begitu kuat.***
Artikel Terkait
Ramadhan Karim, Bulannya Al-Qur’an Bagi Umat Islam
Wagub DKI Jakarta Pastikan Ketersediaan Air Bersih Aman Menjelang Ramadhan 2022
Ramadhan Sebentar Lagi, Yuk Intip Lima Keutamaan di Dalamnya, Masya Allah Banget!
Puasa Ramadhan Berapa Hari Lagi? Yuk Hitung-Hitungan Sambut Ramadhan 1443 Hijriah
4 Amalan untuk Mendatangkan Rezeki di Bulan Suci Ramadhan