Contoh Naskah Khutbah Singkat Idul Adha: Pesan di Balik Penyembelihan Kurban

- Minggu, 3 Juli 2022 | 17:36 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat. (Pixabay/smuldur)
Ilustrasi khutbah Jumat. (Pixabay/smuldur)

Pelajaran pertama, tentang totalitas kepatuhan kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim yang mendapat julukan “khalilullah” (kekasih Allah) mendapat ujian berat pada saat rasa bahagianya meluap-luap dengan kehadiran sang buah hati di dalam rumah tangganya.

Lewat perintah menyembelih Ismail, Allah seolah hendak mengingatkan Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah titipan. Betapapun mahalnya kita menilai seorang anak, kita tak boleh terlena bahwa hanya Allahlah tujuan akhir dari rasa cinta dan ketaatan.

Nabi Ibrahim lolos dari ujian ini. Ia membuktikan bahwa dirinya sanggup mengalahkan egonya untuk tujuan mempertahankan nilai-nilai Ilahi. Sementara Nabi Ismail, meski usianya masih belia, mampu membuktikan diri sebagai anak berbakti dan patuh kepada perintah Tuhannya.

Yang menarik, ayahnya menyampaikan perintah tersebut dengan memohon pendapatnya terlebih dahulu, dengan tutur kata yang halus, tanpa unsur paksaan.

Sikap Nabi Ibrahim kepada Ismail Ini memberikan pelajaran bagi para orang tua, jangan sekali-kali memaksa anak untuk melakukan sesuatu sekalipun itu termasuk hal baik. Tetapi tanyakanlah atau mintalah pendapat kepada sang anak, karena secara tidak langsung hal ini dapat mendidik anak untuk saling menghargai orang lain.

Baca Juga: Sinopsis Cinta Setelah Cinta 3 Juli 2022: Niko Ngemis Minta Maaf ke Starla, Rela Lakukan Hal Ini

Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh,

Pelajaran kedua adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah itu kita juga diingatkan agar jangan menganggap mahal sesuatu bila itu untuk mempertahankan nilai-nilai ketuhanan, namun disisi lain kita juga dihimbau untuk tidak meremehkan nyawa dan darah manusia.

Penggantian Nabi Ismail dengan domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk tubuh manusia sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi sejumlah kelompok pada zaman dulu adalah hal yang diharamkan.

Manusia dengan manusia lain sesungguhnya adalah saudara. Mereka dilahirkan dari satu bapak, yakni Nabi Adam ‘alaihissalâm. Larangan mengorbankan manusia sebetulnya penegasan kembali tentang luhurnya kemanusiaan di mata Islam.

Hadirin Rahimakumullah..

Baca Juga: Bobby Andhika Ucapkan Syukur Menpan RB Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warganet: Gak Ada Otak

Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil adalah tentang hakikat pengorbanan. Sedekah daging hewan kurban hanyalah simbol. Makna Korban itu sejatinya sangat luas, meliputi pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran, waktu, dan lain sebagainya.

Pengorbanan merupakan bentuk dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial. Bayangkan, bila masing-masing manusia sekadar memenuhi ego dan kebutuhan sendiri tanpa peduli dengan kebutuhan orang lain, alangkah kacaunya kehidupan ini.

Semua orang hendaknya saling tolong menolong, misalnya, mengorbankan sedikit hartanya untuk tetangga yang kurang mampu. Semua orang mesti mengorbankan sedikit waktunya, misal, mengorbankan waktu untuk memakamkan saudara yang meninggal, menghentikan sejenak kendaraan saat lampu merah lalu lintas menyala dan lain sebagainya. Sebab, keserakahan hanya layak dimiliki oleh para binatang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gilang

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menyambut Ramadhan 2026: Sejarah, Ritual, dan Harapan

Selasa, 23 September 2025 | 18:03 WIB

1 Ramadhan 1447 H Kapan? Simak Perkiraan Puasa 2026

Selasa, 23 September 2025 | 17:44 WIB

Amalan dan Doa Rabu Wekasan 20 Agustus 2025

Selasa, 19 Agustus 2025 | 20:23 WIB
X