Viral Petani Minta Harga Beras Jangan Diturunkan, Gaji PNS Naik Tidak Ribut, Beras Naik Pada Ribut

SEWAKTU.com -- Ketika harga beras terus merangkak naik, suara seorang petani yang meminta agar harga beras tidak diturunkan menjadi sorotan.

Sementara itu, peningkatan gaji PNS tidak menimbulkan gejolak, menyisakan tanda tanya besar dalam keseimbangan ekonomi negara.

Peristiwa ini mencuat setelah unggahan di media sosial, khususnya akun Instagram @beritagosip, pada tanggal 27 Februari 2024.

Seorang petani yang diduga bernama Mbah Nyoto memperjuangkan suaranya di tengah sawah, dengan latar belakang keluhan terkait harga beras yang terus melambung tinggi.

Baca Juga: Viral Sosok Haji Isam, Konglomerat Beli Pesawat Jet Rp1,2 Triliun di Inggris, Pakai Kaos Oblong

Dalam video yang diunggah, Mbah Nyoto menegaskan bahwa meskipun gaji PNS naik dan Upah Minimum Regional (UMR) juga ikut meningkat tiap tahun, para petani tidak mengeluh.

Ketika harga gabah naik menjadi Rp9.000 per kilogram dan harga beras mencapai Rp17.000, masyarakat langsung meminta turun tangan kepada presiden untuk menurunkan harga beras.

"Di saat gaji PNS naik dan UMR ikut naik tiap tahun, kami para petani tidak ribut. Namun, giliran gabah harganya Rp9.000, beras Rp17.000, pada teriak-teriak sama presiden turunkan harga beras," ungkap Mbah Nyoto dengan tegas.

Mbah Nyoto menambahkan bahwa petani pun ikut berteriak dan meminta agar harga beras tidak diturunkan, bahkan sebaiknya dinaikkan lagi agar para petani bisa sejahtera. Namun, disayangkan, masalah ekonomi petani tidak hanya terkait dengan harga beras semata.

Menurut Mbah Nyoto, harga pupuk dan obat pembasmi hama juga sangat mahal, menimbulkan beban tambahan bagi para petani.

Baca Juga: Gus Samsudin Minta Maaf Bikin Gaduh soal Halal Tukar Pasangan, Ngaku Ingin Buat Konten untuk Edukasi

"Masalahnya harga pupuk mahal, harga obat pembasmi hama juga mahal. Begitu Pak Presiden," keluhnya.

Unggahan pertama kali dibagikan oleh akun TikTok @mbahnyyoto8 pada Selasa, 27 Februari 2024, dengan lokasi persawahan yang diduga berada di daerah Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Video yang berdurasi 1 menit 7 detik ini pun menjadi bahan perbincangan di media sosial, memancing pro dan kontra dari berbagai pihak.