SEWAKTU.com -- Dua sosok militer yang tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, Prabowo Subianto dan Luhut Binsar Pandjaitan, telah melalui perjalanan panjang yang penuh liku dalam karir mereka.
Meskipun kini mereka berada dalam satu gerbong politik yang sama, tidak banyak yang mengetahui bahwa keduanya memiliki sejarah yang panjang, terutama dalam pasukan khusus anti-teror Detasemen 81 Kopasus.
Prabowo dan Luhut, meskipun sama-sama jenderal baret merah, seringkali memiliki pandangan politik yang berbeda.
Namun, pada Pemilu 2024 dan 2019, keduanya telah bersatu dalam satu gerbong politik. Sebelumnya, dalam militer, mereka juga seringkali berseberangan, namun terus bersama, dan terus berseberangan lagi. Inilah yang membuat hubungan keduanya begitu menarik untuk dibahas.
Baca Juga: MENGHARUKAN! Kisah Cinta Terlarang: Prabowo & Titiek Soeharto Dipusaran Politik Reformasi, Akhirnya
Peran keduanya sebagai figur andalan dalam pembaharuan kemampuan anti-teror Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan salah satu sorotan.
Luhut, lulusan Akademi Bersenjata Republik Indonesia pada tahun 1970, memiliki karir yang lebih rendah dibandingkan Prabowo, yang lulus pada tahun 1974. Namun, keduanya bekerja sama dalam membentuk kesatuan anti-teror.
Hubungan keduanya memasuki titik kritis pada tahun 1983, ketika isu kudeta Presiden Soeharto mencuat.
Prabowo memerintahkan pasukan Detasemen 81 untuk siaga dan merencanakan penculikan beberapa perwira tinggi ABRI, namun Luhut menolak untuk bertindak tanpa perintah langsung. Insiden ini menjadi awal keretakan hubungan mereka.
Meskipun berpisah jalan setelah insiden tersebut, keduanya akhirnya berusaha memperbaiki hubungan mereka.
Baca Juga: Syarat Sadis Caleg DPRR RI, Meminta Didot Membunuh Indriana Bila Ingin Jadi Kekasihnya
Puncaknya terjadi pada tahun 2000, ketika Luhut membantu Prabowo dalam masalah penerbitan paspor. Meski memiliki pandangan politik yang berbeda, keduanya tetap menjaga hubungan yang baik, bahkan ketika kembali bersaing di arena politik.
Perjalanan panjang hubungan antara Luhut Binsar Panjaitan dan Prabowo Subianto mengajarkan kita pentingnya pengelolaan konflik antarpribadi. Meskipun pernah berseberangan, mereka berhasil menemukan titik tengah dan memperbaiki hubungan mereka.
Ini menjadi contoh bagaimana pemahaman, komunikasi, dan kesadaran emosional dapat memperkuat hubungan dan mencegah konflik di masa depan.
Artikel Terkait
HAMPIR GAGAL NIKAH KARNA BEDA AGAMA! Begini Kisah Cinta Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda
Kisah Don Krieg dan Armadanya, Ambisi yang Tak Terbendung di One Piece
Kisah Langkah Enel, Sang Penguasa Langit dengan Kekuatan Petir di One Piece
Viral Kisah Foto Asep Saifuddin Tidur Di Atas Makam Ibu dan Istri, Ternyata Meninggal Dunia Hampir Berdekatan, Perasaan Hancur
MENGHARUKAN! Kisah Cinta Terlarang: Prabowo & Titiek Soeharto Dipusaran Politik Reformasi, Akhirnya