Arah Pembangunan Prabowo-Gibran

- Kamis, 25 April 2024 | 21:43 WIB
Melihat arah kepemimpinan Prabowo-Gibran. (Foto/Instagram )
Melihat arah kepemimpinan Prabowo-Gibran. (Foto/Instagram )

SEWAKTU.com -- Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dibacakan dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum pada hari Senin (22/4/2024), menolak semua permohonan gugatan dari pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Anies-Muhaimin meminta pembatalan Keputusan KPU No 360/2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024. Dalam keputusan tersebut pasangan Prabowo-Gibran memperoleh 96.214.691 suara, Anies R. Baswedan-Muhaimin Iskandar, mendapatkan 40.971.906 suara. dan, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sebanyak 27.040.878 suara.

Keluarnya putusan MK tersebut berarti Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024, yang akan menjadi presiden dan wakil presiden pada periode 2025-2029. Diharapkan dengan adanya keputusan tersebut, seluruh komponen masyarakat kembali bersatu. Karena modal social yang kuat sangat diperluksn bagi pembangunan Indonesia saat ini dan mendatang.

Prabowo diperkirakan akan mempunyai pola pembangunan yang berbeda dengan Jokowi. Jokowi lebih berorientasi inward looking, dengan menitikberatkan pada pembangunan sarana prasarana. Apa yang dilakukan Jokowi, telah me-rebranding Indonesia menjadi negara dengan infrastruktur yang cukup baik, apalagi dengan adanya kereta cepat (HSR) Whoosh, yang merupakan kereta cepat pertama di Asia Tenggara meningkatkan citra Indonedia di dunia. Walaupun banyak infrastruktur yang dibangun masih belum dimanfaatkan secara optimal, seperti Bsndara Kertajati di Jawa Barat dan Bandara Jenderal Soedirman di Jawa Tengah dan infrastruktur lainnya.

Baca Juga: Prediksi Skor, Head to Head, Live Streaming Korea Selatan vs Indonesia di Score808, Jadi Ajang Pembuktian STY untuk Negaranya

Prabowo sebagai mantan jenderal militer yang ahli strategi tentu tidak akan menyia-nyiakan posisi geopolitik Indonesia yang sangat strategis di kancah internasional, khususnya di Asia Padifik. Jadi Prabowo selain akan berorientasi inward looking (berorientasi ke dalam/internal) dan juga outward looking (berorientasi ke luar/eksternal).

Pada Visi, Misi, dan Program Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 Prabowo-Gibrann yang memuat 8 misi, sebagai berikut;

1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).

2. Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.

4. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

6. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan

7. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.

8. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Baca Juga: Review Smartband Huawei Band 9, Desain Elegan Serta Harga Terjangkau

Kedelapan misi tersebut dirinci menjadi 17 program prioritas dan 8 hasil terbaik cepat (quick wins). Kalau dicermati ternyata kedelapan misi dan 17 program prioritas lebih kepada inward looking.

Strategi inward looking ini akan meningkatkan dan memperkuat perekonomian Indonesia. Dengan negara yang kuat secara ekonomi, pertahanan dan demokrasi akan menjadi role model alias panutan bagi negara-negara berkembang di dunia. Hal ini juga akan memudahkan strategi outward looking. Beberapa kemungkinan strategi outward looking Prabowo-Gibrann antara lain:

1. Menjadikan Indonesia sebagai kutub baru (emerging polar), sehingga posisi tawar Indonesia dengan Amerika Serikat, Eropa Barat dan China menjadi lebih baik.

2. Indonesia akan memperkuat hubungan antar negara ASEAN, dan posisi ASEAN di kancah dunia.

3. Meningkatkan kerjasama dengan negara lain dalam bidang ekonomi, pertahanan, SDM, budaya dan lainnya.

4. Meningkatkan kerjasama dengan negara-negara Afrika dan Amerika Latin, sebagsi sumber bahan baku dan pasar barang dan jasa Indonesia.

5. Meningkatkan peran Indonesia dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya di Palestina dan di regional lainnya.

Dalam pengembangan hubungan internasional di atas, Prabowo akan lebih mengedapanknn pendekatan smart power dan soft power dibandingkan dengan pendekatan hard power. Smart power merupakan kekuatan yang harus dikedepankan dalam menghadapi ancaman yang sifatnya multidimensional.

Pendekatan soft power lebih berkarakter inspirasional yaitu kekuatan menarik orang lain dengan kekuatan kecerdasan emosional seperti membangun hubungan atau ikatan yang erat melalui karisma, komunikasi yang persuasif, daya tarik ideologi visioner, serta pengaruh budaya, sehingga membuat pihak lain terpengaruh, Sedangkan hard power adalah bentuk langsung dari pendayagunaan kekuatan, baik dengan pola pendekatan coercive (memaksa) maupun reward (pemberian hadiah), Hard power pada prinsipnya memiliki karakter yang transaksional dan perpaduan antara kemampuan organisatoris (manajemen kekuatan dan informasi) serta Machiavelis (kemampuan untuk mengancam serta membangun koalisi kemenangan).

Kombinasi strategi pembangunan inward looking dan outward looking ini diharapkan akan mempercepat Indonesia menjadi negara maju, rakyatnya sejahtera adil dan makmur. Juga di kancah internasional Indonesia memiliki peran signifikan dan disegani. ***

Oleh: Sugeng Budiharsono

Penulis adalah pengamat sosial, ekonomi dan politik dari Komunitas Berbagi Ilmu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X