Turki tetap menjadi salah satu operator terbesar F-16 di dunia, dengan lebih dari 200 unit yang terdiri dari Blok 30, Blok 40, dan Blok 50.
Namun, keputusan untuk menangani modernisasi sendiri menunjukkan kepercayaan diri Turki terhadap kemampuan industrinya.
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi yang lebih besar untuk memperkuat kemandirian industri pertahanan Turki.
Baca Juga: Perang Besar IDF vs Hizbullah Memanas, Turki-China hingga AS-Inggris Evakuasi Warganya dari Lebanon
Di bawah naungan TUSAS, Turki sedang mengembangkan pesawat tempur generasi baru, yang dikenal sebagai TF-X, sebagai bagian dari rencana jangka panjang untuk menggantikan armada tempur F-16 yang menua.
Keputusan Turki ini mencerminkan upaya negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada aliansi tradisional, seperti NATO, dan meningkatkan kapasitas pertahanan dalam negeri.
Dengan ambisi untuk kembali ke program F-35 dan memimpin produksi pesawat tempur generasi baru, Turki mengirim pesan bahwa mereka siap untuk mengambil posisi yang lebih mandiri dan strategis di panggung global.
Baca Juga: Gitar Milik Personel Band Legendaris The Beatles Dijual Oleh Pemiliknya
Langkah ini juga menyoroti dinamika kompleks hubungan Turki-Amerika Serikat, yang terus berkembang di tengah perubahan geopolitik global.
Apakah upaya Turki untuk kembali ke program F-35 akan berhasil, atau justru memperkuat tekad negara tersebut untuk menciptakan kekuatan udara yang sepenuhnya independen, masih menjadi pertanyaan besar.
(Muhammad Fikri Hudzaifi)
Artikel Terkait
Inflasi Turki Melesat Hampir Mencapai 80%, Harga Makanan Makin Meroket Tiap Harinya
6 Tips Liburan Murah ke Turki, Eksplorasi Panorama Alam Hingga Kuliner di Turki!
Turki Melancarkan Serangan Udara di Irak Utara dan Suriah Menyusul Serangan Iran
Giliran Mantan Perdana Menteri Turki Temui Menhan Prabowo Subianto Bahas Kerjasama Pertahanan Kedua Negara
Perang Besar IDF vs Hizbullah Memanas, Turki-China hingga AS-Inggris Evakuasi Warganya dari Lebanon