SEWAKTU.com -- Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, pada hari Rabu menyampaikan pernyataan yang mengindikasikan bahwa hubungan negaranya dengan Collective Security Treaty Organization (CSTO) telah mencapai fase yang sulit untuk diperbaiki.
Dalam pidatonya di sidang parlemen di Yerevan, ia menegaskan bahwa Armenia kini berada di ambang meninggalkan aliansi keamanan yang dipimpin Rusia tersebut.
“Kami telah melewati titik yang tidak dapat kembali,” ujar Pashinyan, menegaskan bahwa situasi saat ini membuat kembalinya Armenia ke partisipasi aktif dalam CSTO hampir mustahil.
Ia menambahkan bahwa Yerevan bahkan tidak akan memveto dokumen apapun yang tengah dibahas di dalam aliansi tersebut, menunjukkan posisi Armenia yang kini berada "di luar" CSTO.
Keputusan Armenia ini tidak terlepas dari kekecewaan mendalam terhadap CSTO yang dinilai gagal memberikan dukungan selama konflik dengan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Konflik yang memuncak pada perang 44 hari di tahun 2020 itu berakhir dengan kekalahan Armenia, sementara CSTO yang seharusnya menjadi aliansi pelindung justru tidak memberikan bantuan nyata.
Sejak saat itu, hubungan Armenia dengan CSTO semakin memburuk. Pashinyan bahkan mengumumkan pada Februari lalu bahwa negaranya telah menangguhkan partisipasi aktif di organisasi tersebut.
Ketidakpuasan Armenia terhadap CSTO berakar pada respons aliansi yang dianggap tidak memadai dalam menghadapi ancaman keamanan, khususnya selama konflik Nagorno-Karabakh.
Ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan dimulai sejak pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991. Armenia sempat menguasai wilayah Nagorno-Karabakh yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan serta tujuh wilayah sekitarnya.
Baca Juga: Tembakan Peringatan Kapal Rusia ke Helikopter Jerman di Laut Baltik Picu Ketegangan Baru
Namun, pada perang 2020, Azerbaijan berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah tersebut, termasuk kawasan yang kaya sumber daya alam.
Perang tersebut berakhir melalui perjanjian damai yang ditengahi Rusia. Namun, meskipun perjanjian itu membuka jalan bagi upaya normalisasi dan demarkasi antara Armenia dan Azerbaijan, hubungan kedua negara tetap tegang.
Artikel Terkait
Serunya Menutup Tahun dengan Musik Spektakuler! Big Bang Festival 2024 di JIEXPO Kemayoran Hadirkan Konser dan Hiburan Terbesar Akhir Tahun
Tembakan Peringatan Kapal Rusia ke Helikopter Jerman di Laut Baltik Picu Ketegangan Baru
Maksimalkan Liburan Akhir Tahun 2024: 7 Kegiatan Produktif yang Bisa Membuat Diri Tetap Semangat dan Terinspirasi
Jakarta X Beauty 2024 Kembali Hadir! Meriahkan Akhir Tahun dengan Festival Kecantikan Terbesar di JCC Senayan
Garuda Pertiwi Cetak Sejarah : Timnas Putri Indonesia juara Piala AFF Putri 2024, setelah menang 3-1 atas Kamboja