Carut Marut Efisiensi Anggaran, Pengangkatan Deddy Corbuzier Sebagai Stafsus Menhan Dinilai Kontroversial

SEWAKTU.com – Belakangan ini, kebijakan efisiensi anggaran yang digaungkan oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus menuai sorotan publik.

Kali ini, sorotan tersebut muncul setelah Deddy Corbuzier resmi dilantik sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan pada Selasa, 11 Februari 2025.

Pelantikan yang dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ini memicu beragam reaksi, terutama di media sosial.

Baca Juga: 7 Artis Cilik Tanah Air Ini Bikin Pangling! Dulu Lucu dan Menggemaskan, Sekarang Cantik Bak Bidadari

Salah satu warganet melalui akun X @anak__ogi mengkritik langkah pemerintah yang dinilai kontradiktif.

"Rezim @Prabowo lakukan penghematan atau efisiensi, dampaknya banyak karyawan atau rakyat kecil yang kena PHK. Lalu, di saat yang sama, rezim Prabowo terus angkat buzzernya jadi pejabat baru, yang terbaru Deddy Corbuzier. Prabowo lakukan penghematan demi rakyat, itu omong kosong, cuma omon-omon, tipu-tipu," tulis akun tersebut dikutip Sewaktu.com pada Rabu (12/2).

Kritik ini muncul di tengah upaya pemerintah menghemat anggaran, termasuk melalui pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah instansi.

Publik mempertanyakan alasan di balik pengangkatan figur publik seperti Deddy Corbuzier, yang notabene tidak memiliki latar belakang militer atau pertahanan.

Baca Juga: Pemkot Bandung dan Hamamatsu Perkuat Kerja Sama di Bidang Kesehatan dan Pengembangan SDM

Menanggapi kritik tersebut, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa pengangkatan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Menhan bertujuan untuk memperkuat kolaborasi strategis dalam menjaga kedaulatan negara.

"Dengan amanah baru ini, diharapkan lahir inovasi serta kebijakan yang semakin memperkokoh pertahanan nasional demi masa depan Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat," ujar Sjafrie.

Selain Deddy Corbuzier, ada lima nama lain yang turut dilantik sebagai Staf Khusus Menhan.

Mereka adalah Lenis Kogoya (Bidang Kedaulatan Negara), Kris Soepandji (Bidang Tata Negara), Mayjen (Purn) Sudrajat (Bidang Diplomasi Pertahanan), Indra Irawan (Bidang Ekonomi Pertahanan), dan Sylvia Efi Widyantari Sumarlin (Asisten Khusus Bidang Cyber Security).

Baca Juga: Viral! Penghulu di Banyuasin Tiba-tiba Meninggal Dunia Usai Pimpin Akad Nikah, Ternyata...