SEWAKTU.com – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan keprihatinannya atas meningkatnya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di Kota Bandung sejak awal tahun 2025.
Ia menyebutkan bahwa ribuan pekerja, terutama di sektor perhotelan dan pariwisata, menjadi korban kebijakan efisiensi.
Farhan mengungkapkan, lonjakan PHK paling banyak terjadi pada Februari hingga April 2025, terutama selama bulan Ramadan.
Banyak hotel di Kota Bandung yang melakukan efisiensi dengan tidak memperpanjang kontrak para pekerja harian.
Baca Juga: Pemkot Bandung Kolaborasi dengan Inggris untuk Penguatan Tangguh Bencana dan Keamanan Siber UMKM
“Dari Februari sampai April, terutama selama bulan puasa, banyak hotel yang melakukan efisiensi dan tidak memperpanjang kontrak pekerja harian,” ujar Farhan, Senin (12/5/2025).
Ia memperkirakan jumlah pekerja terdampak mencapai 2.000 hingga 3.000 orang. Sebagai langkah awal, Farhan akan menggelar rapat khusus bersama Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung untuk merumuskan program padat karya sebagai solusi sementara.
“Minimal kita bisa lakukan sesuatu dulu,” tegasnya.
Baca Juga: Kolaborasi dengan ITB, Pemdaprov Jabar Bangun Desa Berbasis Lingkungan dan Budaya
Program Padat Karya Jadi Solusi Awal
Program padat karya dinilai sebagai langkah tanggap cepat yang dapat menyerap tenaga kerja terdampak sambil memberikan harapan di tengah kondisi sulit.
Farhan juga menegaskan pentingnya pemetaan sektor-sektor lain yang ikut terdampak, agar upaya penanganan bisa dilakukan secara merata dan terukur.
“Kami akan cari formula terbaik agar warga tetap bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemkot Bandung Resmi Bentuk Koperasi Merah Putih, Perkuat Ekonomi Warga di Tingkat Kelurahan
Ia juga mengingatkan bahwa intervensi pemerintah harus dilakukan secara cepat dan tepat sasaran, guna mencegah timbulnya persoalan sosial baru di tengah masyarakat.
Farhan menekankan bahwa krisis ketenagakerjaan ini tidak bisa diatasi hanya oleh pemerintah.
Ia mengajak pelaku industri untuk terlibat dalam menciptakan solusi bersama demi menguatkan solidaritas ekonomi di Kota Bandung.
“Bandung butuh solidaritas ekonomi. Kita harus saling bantu dan ciptakan peluang kerja baru,” serunya.
Selain program jangka pendek, Farhan menilai penanganan PHK juga harus diarahkan pada pelatihan keterampilan dan pemberdayaan tenaga kerja agar lebih siap menghadapi perubahan di dunia industri.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan intervensi cepat, Pemkot Bandung berharap dapat menekan dampak sosial akibat PHK massal dan menjaga kestabilan ekonomi masyarakat. (ADV)
Artikel Terkait
Wakil Wali Kota Bandung Tegaskan 100 Hari Kerja Bukan Janji, Tapi Komitmen Awal Wujudkan Perubahan
Hadiri Seminar Pendidikan di UPI, Wakil Wali Kota Bandung Ajak Guru Niatkan Profesi Sebagai Jalan Ibadah
Apresiasi! Pasca Konvoi Euforia PersibĀ Juara, Petugas Kebersihan Kota Bandung Sisir Kota Sejak Dini Hari
Libur Waisak, Pemkot Bandung Tutup Tempat Hiburan Malam dan Siapkan Rekayasa Lalu Lintas
Persiapan Konvoi Juara Persib, Wali Kota Bandung Minta Bobotoh Tertib dan Tidak Rusak Fasilitas Umum
Siap Layani 24 Jam! Warga Apresiasi Program Bandung Caang Baranang yang Digagas Pemkot Bandung