SEWAKTU.com - Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Desa Nurabelen, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali aktif secara vulkanik pada Senin malam, 7 Juli 2025. Sekitar pukul 19.32 WITA, gunung tersebut meletus dengan dahsyat, diiringi suara dentuman keras yang mengejutkan warga sekitar, khususnya di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang.
Letusan itu disertai suara gemuruh dan getaran kuat yang menyebabkan kepanikan di kalangan masyarakat. Mereka berhamburan keluar rumah untuk mencari perlindungan, karena khawatir akan terjadi letusan susulan atau jatuhnya material berbahaya.
Menurut Avelina Hallan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, meskipun letusan ini tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa yang signifikan, suara dentumannya sangat mengagetkan. "Letusannya memang mengagetkan. "Suara dentuman memang sangat keras, membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah," jelasnya ketika dihubungi dari Kupang. Suara dentuman yang keras itu tidak hanya mengguncang area sekitar gunung, tetapi juga terdengar hingga ke wilayah yang jauh di luar kabupaten, termasuk Maumere, Larantuka, Lewoleba, bahkan Kupang yang berjarak ratusan kilometer dari lokasi letusan. Hal ini memperlihatkan betapa dahsyatnya energi erupsi yang dilepaskan oleh gunung api dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut tersebut.
Baca Juga: Imbas Dua Pendaki Asing Jatuh di Gunung Rinjani, Kemenparekraf Desak SOP Wisata Ekstrem Diperketat
Dampak dan Respons Lokal
Sejumlah desa, termasuk Pululera, Bora, dan Bora Kedang, dikabarkan diguyur hujan abu vulkanik. Material seperti abu, pasir, dan kerikil dari letusan tersebut menutupi permukiman penduduk, menyebabkan lingkungan menjadi gelap gulita. Bahkan, beberapa laporan menyebutkan adanya aliran lava pijar yang terlihat jelas mengalir dari sisi gunung ke arah utara dan barat.
Warga Desa Hikong di Kabupaten Sikka, yang wilayahnya berbatasan dengan Flores Timur, juga merasakan kekhawatiran yang sama. Aiptu Sandriyanto dari Polsek Waigete menjelaskan bahwa suara letusan terdengar seperti ledakan besar. "Warga mengira ada bom meledak. Suaranya keras sekali sampai terdengar ke Kota Maumere. Warga sempat keluar rumah, tapi tidak sampai ada yang mengungsi," ungkapnya.
Beberapa warga di Desa Boru juga melaporkan bahwa saat letusan terjadi, lava pijar terlihat mengalir dari puncak gunung. Letusan ini juga menyemburkan abu vulkanik hingga ketinggian 13 kilometer di atas puncak gunung. Ini terjadi hanya berselang beberapa jam setelah letusan pada siang harinya yang mencapai 18 kilometer ke langit, menandai salah satu aktivitas vulkanik terbesar Gunung Lewotobi dalam beberapa bulan terakhir.
Menanggapi kondisi ini, aparat kepolisian dari Polres Flores Timur dan Polda NTT segera mengambil langkah antisipasi. Patroli dilakukan di wilayah terdampak untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu, masker dibagikan kepada warga untuk mencegah gangguan pernapasan akibat paparan abu vulkanik.
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan situasi, terutama di sekitar area rawan bencana dan lokasi pengungsian Ia menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar menjauhi area berbahaya dan tetap berada di lokasi yang aman. Saat ini, pihaknya memprioritaskan kegiatan patroli dan pembagian masker.
Status dan Peringatan
Saat ini, Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam status Awas (Level IV), yang merupakan tingkat aktivitas gunung api tertinggi. Kondisi ini menandakan bahwa erupsi dapat terjadi kapan saja dengan intensitas yang lebih besar.
Baca Juga: Panik dan Duka: Gunung Lewotobi Meletus, Enam Warga Tewas Tertimbun
Artikel Terkait
Sinopsis Film Undisputed 4 (2016) dan Daftar Pemain, Petarung Legendaris Kembali Turun Gunung
Mbok Yem Siapa? Ini Sosok Pemilik Warung Legend di Puncak Gunung Lawu yang Dikabarkan Tutup Usia
500 Ribu Pengemudi Siap 'Turun Gunung' untuk Demo Ojol 20 Mei 2025, Polisi Bilang Begini
Juliana Marins Siapa? Ini Sosok Pendaki Asal Brazil yang Tewas Terjatuh di Gunung Rinjani
Bagaimana Juliana Marins Bisa Jatuh ke Jurang? Begini Awal Mula Pendaki Brazil Tewas Terjatuh di Gunung Rinjani