Meski belum mengetahui secara pasti apa penyebab utama kegagalan Keimita dalam seleksi, Dedi menyampaikan bahwa tidak boleh ada anak yang kehilangan hak atas pendidikan hanya karena keterbatasan ekonomi.
Kisah Keimita adalah satu dari banyak potret nyata ketimpangan akses pendidikan yang masih terjadi. Ia mewakili suara-suara anak-anak lain dari keluarga prasejahtera yang masih berjuang untuk bisa duduk di bangku sekolah. Masyarakat kini menanti langkah nyata dari pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar impian Keimita tidak berhenti begitu saja.
Artikel Terkait
Kak Seto Apresiasi Program Pendidikan Bela Negara untuk Pelajar: "Ramah Anak dan Penuh Nilai Pancasila"
Wakil Wali Kota Bandung Hadiri Pelantikan POBSI, Siap Susun Skema Bantuan Pendidikan untuk Anak Atlet Kurang Mampu
Wakil Wali Kota Bandung Sebut PPPK Guru adalah Pengakuan atas Pengabdian Pendidikan, Erwin: Teruslah Menjadi Pelita
DPRD dan Pemkot Bandung Setujui Perubahan APBD 2025, Rp309 Miliar Dialokasikan untuk Pendidikan dan Kesehatan
Sekda Ajat Tekankan Integritas dalam SPMB di Kabupaten Bogor, Pastikan Akses Pendidikan Bebas dari Praktik Curang