Aksi Ekstrem Turis Asing di Air Terjun Sekumpul Tuai Sorotan, Pemkab Buleleng Telusuri Perizinan

SEWAKTU.com - Suasana damai di kawasan wisata Air Terjun Sekumpul, Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali, mendadak menjadi pusat perhatian warganet setelah aksi ekstrem seorang wisatawan asing terekam kamera dan viral di media sosial. Dalam video yang tersebar luas, terlihat seorang pria asing tengah menyeimbangkan tubuhnya di atas seutas tali yang membentang tinggi di depan air terjun. Aksi mendebarkan itu dikenal dengan istilah tightrope walking atau slackline.

Wisatawan yang kemudian diketahui datang bersama belasan rekannya ini mengenakan perlengkapan keselamatan saat melakukan aksi berjalan di atas tali. Tali tersebut dipasang melintasi dua tebing dengan latar gemuruh Air Terjun Sekumpul yang membuat suasana semakin dramatis. Meski telah dilengkapi sistem pengaman, video yang menunjukkan detik-detik sang turis terpeleset dan bergelantungan di udara cukup membuat ngeri publik, meski akhirnya ia selamat berkat sabuk pengaman.

Aksi ini dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari 12 warga negara asing dan disebut telah melakukan atraksi serupa di beberapa lokasi lain di dunia, termasuk Nusa Penida. Tali pengaman yang digunakan untuk aksi tersebut bahkan dipasang menggunakan drone. Mereka menyebut kegiatan ini merupakan bagian dari promosi wisata ekstrem.

Baca Juga: Proyek Bandara Bali Utara Sedang Mengudara Sampai Pak Prabowo Restui, Sayangnya Hal Tersebut Ditolak Oleh Megawati

Namun, atraksi kali ini menuai perhatian publik setelah videonya diunggah oleh akun Instagram @singarajaviral pada Senin, 4 Agustus 2025. Dalam waktu singkat, unggahan tersebut menjadi viral dan ramai dibicarakan. Banyak netizen memberikan tanggapan beragam, ada yang mengapresiasi keberanian serta profesionalisme sang turis, tetapi tidak sedikit pula yang menyoroti potensi bahaya yang bisa mengancam keselamatan, terutama karena lokasi tersebut merupakan destinasi wisata umum yang ramai dikunjungi.

Penelusuran Perizinan dan Klarifikasi dari Pihak Terkait

Menanggapi kehebohan ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng bersama Satpol PP dan pihak Imigrasi segera turun tangan. Tim gabungan melakukan peninjauan langsung ke lokasi kejadian pada Rabu, 6 Agustus 2025. Tujuan utama pemeriksaan tersebut adalah memastikan apakah kegiatan slackline atau atraksi berjalan di atas tali itu telah memiliki izin resmi atau tidak.

Dari hasil penelusuran di lapangan, diketahui bahwa kegiatan tersebut tidak memiliki izin tertulis dari pihak berwenang. Informasi dari perangkat desa dan pemilik homestay setempat menyebutkan bahwa rombongan turis asing itu hanya membayar tiket masuk reguler tanpa melibatkan pihak desa maupun pengelola wisata secara langsung dalam aktivitas ekstrem tersebut.

Baca Juga: Jadi Pusatnya Seni dan Budaya di Pulau Dewata, Ini Dia 5 Destinasi Wisata di Ubud Bali yang Wajib Kamu Kunjungi!

Bahkan, aksi tersebut sempat dihentikan oleh aparat setempat karena dinilai terlalu berbahaya dan bukan bagian dari paket wisata resmi yang ditawarkan oleh destinasi tersebut.

Sementara itu, pihak desa dan pemilik homestay telah memberikan klarifikasi sekaligus permintaan maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang terjadi di media sosial. Mereka menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan langsung dalam pelaksanaan atraksi tersebut dan semua tindakan dilakukan secara mandiri oleh para wisatawan asing.

Salah satu wisatawan yang turut melakukan aksi tersebut diketahui bernama Ferg Baker, seorang atlet petualangan dan pelatih daring asal luar negeri. Berdasarkan dokumentasi di akun Instagram pribadinya, ia memang kerap membagikan aksi-aksi ekstrem di berbagai negara, termasuk berjalan di atas tebing tinggi dan kawasan pegunungan. Dalam kunjungannya ke Air Terjun Sekumpul, ia ditemani seorang pemandu lokal.

Baca Juga: Tempat Wisata Alam di Daerah Balikpapan, Sangat Layak Untuk Dijelajahi

Hingga saat ini, belum ada keputusan resmi dari pihak pengelola wisata mengenai apakah aksi ekstrem serupa akan diizinkan kembali ke depannya. Namun, peristiwa ini telah memicu diskusi serius mengenai pentingnya pengawasan, regulasi, dan etika dalam mengadakan atraksi ekstrem di kawasan wisata umum yang rentan terhadap risiko kecelakaan.