Sultan HB X Soroti Kasus Keracunan Program MBG: Perlu Perbaikan Manajemen Waktu dan SDM

- Senin, 22 September 2025 | 09:21 WIB
Gubernur daerah istimewa yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto/Instagram - srisultanhamengkubuwonox)
Gubernur daerah istimewa yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto/Instagram - srisultanhamengkubuwonox)

SEWAKTU.com - Kasus keracunan makanan yang diduga berasal dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menilai persoalan ini terjadi karena pengelolaan dapur dan manajemen waktu memasak yang kurang tepat dari pihak penyedia katering.

Menurut Sultan, peningkatan jumlah porsi makanan dalam program tersebut tidak selalu diimbangi dengan perencanaan yang matang. Ia menggambarkan, jika biasanya dapur hanya memasak untuk 50 porsi kemudian melonjak menjadi 100 porsi, maka wajar apabila waktu persiapan menjadi lebih panjang. Hal ini kerap memaksa juru masak untuk mulai bekerja jauh lebih dini, bahkan sejak dini hari, sehingga makanan berpotensi kehilangan kualitas saat dikonsumsi beberapa jam kemudian. Kondisi itu dinilai sebagai salah satu faktor yang bisa memicu terjadinya keracunan.

Lebih lanjut, Sultan menekankan bahwa persoalan tersebut bukan sekadar soal jumlah porsi, melainkan juga menyangkut sumber daya manusia (SDM) yang terlibat. Penambahan menu dan jumlah penerima seharusnya diimbangi dengan penambahan tenaga masak agar kualitas makanan tetap terjaga. Tanpa dukungan tenaga yang memadai, risiko kesalahan dalam pengolahan maupun penyimpanan makanan semakin besar.

Baca Juga: Sri Sultan Hamengku Buwono X Pastikan Lereng Merapi Bebas Tambang, Warga Beralih Jadi Petani Kopi
Selain soal teknis dapur, Sultan juga mengingatkan pentingnya pengawasan dari pemerintah kabupaten/kota. Mengingat program MBG menyasar siswa sekolah, pengawasan di lapangan harus lebih ketat agar tidak ada kejadian serupa yang menimpa para pelajar. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah porsi yang tersalurkan, tetapi juga dari keamanan dan kualitas makanan yang sampai ke tangan peserta didik.

Program Makan Bergizi Gratis sendiri merupakan kebijakan nasional yang diimplementasikan secara serentak di berbagai daerah, termasuk DIY. Program ini menyasar ratusan ribu siswa dengan tujuan meningkatkan kualitas gizi pelajar. Pelaksanaan di lapangan dilakukan melalui dapur umum serta katering yang ditunjuk resmi oleh pemerintah daerah.

Namun, dalam praktiknya, program ini beberapa kali mendapat kritik setelah muncul laporan keracunan massal. Kondisi ini membuat masyarakat menuntut adanya evaluasi menyeluruh, baik dalam aspek teknis pengolahan makanan maupun mekanisme pengawasan di lapangan. Sultan menegaskan, tanpa manajemen yang lebih baik dan dukungan SDM yang memadai, tujuan mulia dari program ini dikhawatirkan tidak dapat tercapai sepenuhnya.

 Baca Juga: Menu MBG di SMA/SMK Tambakboyo Ditemukan Berbelatung, Camat Minta Evaluasi Menyeluruh

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Candra Cahya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X