Dua arah opini ini memperlihatkan bahwa Jepang sedang berada di persimpangan budaya: mempertahankan pola kerja lama yang terbukti menyumbang pertumbuhan ekonomi, atau menata ulang pola hidup yang manusiawi.
Alasan Takaichi mesin faks rusak mungkin terdengar sederhana, bahkan konyol bagi sebagian pihak di luar Jepang.
Namun faktanya, birokrasi Jepang memang masih sangat bergantung pada teknologi analog seperti faks, stempel hanko, dan alur administratif yang panjang.
Baca Juga: Rapat Subuh Perdana Menteri Jepang Tuai Kritik Keras Publik
Ini menunjukkan dua hal:
1. Birokrasi Jepang masih terjebak pada proses lama yang membuat pekerjaan administratif berlangsung jauh lebih panjang dari yang seharusnya.
2. Pemimpin nasional pun tidak kebal dari sistem yang rumit—bahkan dapat terjebak dalam keharusan bekerja dini hari karena dokumen harus diverifikasi secara fisik.
Fenomena karoshi bukan sekadar statistik. Ia adalah luka sosial Jepang selama puluhan tahun.
Sejak kasus tragis Matsuri Takahashi, pegawai Dentsu yang bunuh diri akibat lembur ekstrem publik mendesak pemerintah membatasi jam kerja. Pada 2019, Jepang akhirnya menetapkan aturan lembur ketat.
Namun kini, di bawah pemerintahan baru, pemerintah mempertimbangkan melonggarkan batas lembur.
Di sinilah rapat pukul 3 pagi Takaichi menjadi simbol:
- Apakah pelonggaran lembur justru akan membuka kembali praktik lama yang membahayakan pekerja?
- Apakah pemimpin negara sedang memberi sinyal bahwa kerja ekstrem kembali dianggap “normal”?
- Apakah Jepang masih berjuang antara ekonomi produktivitas dan martabat manusia?
Reaksi keras publik menunjukkan bahwa generasi muda Jepang yang kini lebih sadar kesehatan mental tidak ingin kembali pada ritme kerja era 1980-1990-an yang dikenal sebagai “masa lembur tanpa batas”.
Dalam banyak kesempatan, Takaichi memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang “tidak mengenal lelah”.
Slogannya “bekerja, bekerja, bekerja, dan bekerja” dipuji sebagian pemilih konservatif, tetapi juga dikecam keluarga korban karoshi.
Selama tiga minggu pertamanya menjabat, Takaichi menjalani agenda super padat: menjamu mantan Presiden AS Donald Trump, melakukan kunjungan luar negeri beruntun, serta menghadiri sidang Parlemen tanpa jeda panjang.
Baca Juga: Profil Lengkap Gus Elham Yahya Usai Videonya Viral di Media Sosial
Artikel Terkait
DPRD dan Pemkot Bogor Tetapkan Raperda Prioritas, Fokus pada Kota Cerdas dan Perlindungan Anak
DPRD Kota Bekasi Tolak Rencana Pemkot Sewa 72 Mobil Listrik, Desak Anggaran Dialihkan ke Pengelolaan Sampah
Sastra Winara Sambut Baik Pendirian SMA Kemala Taruna Bhayangkara, Sebut Seleksi Sangat Ketat
9.687 PPPK Paruh Waktu Resmi Dilantik, Ketua DPRD Sastra Winara: Ini Momentum Besar Pelayanan Publik
Video Kontroversial Gus Elham Yahya Viral, PBNU dan Wamenag Beri Respons Begini
Perkuat Pendidikan Karakter, Rudy Susmanto Apresiasi Pembangunan Rumah Ibadah di SMA Kemala Taruna Bhayangkara
Resmi Bercerai, Tasya Farasya Unggah Kue Bertuliskan "Officially Unmarried"
Makna Kue Perpisahan Bertuliskan “Officially Unmarried” Tasya Farasya Setelah Cerai