Apresiasi Nasional Hingga Internasional
Dalam penilaian, juri menyoroti bagaimana Ngupahan menghadirkan praktik gotong royong berbasis teknologi, sekaligus menjadi contoh daerah yang mampu mendorong partisipasi publik dalam isu pangan. Menariknya, inovasi ini juga mendapatkan apresiasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB menilai program tersebut berpotensi menjadi model internasional terkait pengelolaan pangan dan sampah makanan berbasis interaksi sosial. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa karya-karya para pemenang SDGs Award akan disampaikan hingga ke kantor pusat PBB di New York.
Dampak Nyata untuk Masyarakat Bogor
Inovasi Ngupahan tidak hanya bersifat konseptual. Program ini telah diterapkan di lapangan, melibatkan:
Baca Juga: Sinopsis Film Wicked 2, Kisah Persahabatan, Takdir, dan Konflik Baru Elphaba
-
Masyarakat umum
-
Kelompok tani
-
Komunitas pengelola sampah organik
-
Pengelola Taman B2SA
-
Kelurahan dan desa di berbagai wilayah Kabupaten Bogor
Melalui integrasi ini, beberapa manfaat yang telah muncul di masyarakat antara lain:
1. Pengurangan sampah makanan (food waste)
Melalui fitur Ngurai, masyarakat dapat mengolah sisa makanan menjadi kompos atau pakan maggot sehingga tidak berakhir di TPA.
2. Akses pangan bagi warga rentan
Fitur Ngabagi memudahkan warga berkebutuhan pangan untuk mendapatkan bantuan secara cepat dan mudah.
3. Perubahan pola konsumsi masyarakat
Taman B2SA Digital membantu mendorong keluarga untuk memahami pola makan bergizi dan seimbang.
Artikel Terkait
Sinergi Bappedalitbang–DKP Dorong Kabupaten Bogor Masuk TOP 5 I-SIM
Perkuat Kesejahteraan Pegawai, Pemkab Bogor Dorong Hunian dan Usaha Korpri untuk ASN
Pemkot Bandung Tutup TPS Kolong Jembatan Pasupati, Sampah Warga Dialihkan ke Rumah Deret
Dari Longsor hingga PDAM, Forum Siskamling Pasteur Catat Puluhan Aduan Warga
Pengangkutan Dipercepat, Tumpukan Sampah di TPS Ciwastra Berkurang