Kritik tersebut sebagai ungkapan kekecewaan Sumitro karena Soeharto tampaknya lebih mendengarkan orang-orang seperti Anthony Salim daripada arahannya sendiri.
Selain itu, Sumitro juga mengungkap dugaan praktik korupsi yang melibatkan anak Soeharto, Tomy. Hal ini membuat Soeharto geram dan menuduh bahwa keluarga Sumitro telah mengkhianatinya.
Kesalahpahaman ini memuncak pada Mei 1998, ketika terjadi kerusuhan besar-besaran yang memaksa Soeharto mundur dari jabatan presiden.
Prabowo, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), diberi tanggung jawab untuk memulihkan keamanan.
Namun, Prabowo gagal dalam misinya, dan hal ini dimanfaatkan oleh beberapa jenderal dalam ABRI untuk menyingkirkan Prabowo.
Wiranto, panglima ABRI saat itu, memanfaatkan situasi tersebut dengan menggiring Soeharto dan Habibi untuk memecat Prabowo. Prabowo akhirnya dipecat dari TNI pada Agustus 1998 dengan tuduhan-tuduhan yang belum terbukti.