SEWAKTU.com -- Siapa yang menyangka jika Presiden Jokowi kini telah menjauh dari partai yang membawanya ke posisi puncak Republik, yaitu PDI Perjuangan?
Jokowi, seorang kader setia partai berlogo banteng sejak tahun 2004, sekarang berada pada posisi yang berbeda dengan partainya.
Seiring berjalannya waktu dan gejolak politik, baik di internal partai maupun selama masa pemerintahannya, Jokowi dilaporkan memiliki pandangan yang berbeda bahkan bermasalah dengan partai yang pernah mengusungnya.
Baca Juga: Dibalik Fenomena Mio Mirza: Kisah Seorang Pemuda Pemilik Mio Merah yang Patah Hati
Awal mula keretakan hubungan antara Jokowi dan PDI Perjuangan bermula sejak beberapa waktu lalu. Semua ini menjadi perhatian, terutama di media sosial, dengan berbagai spekulasi dan analisis.
Jokowi memulai karir politiknya dengan bergabung dalam DPC PDIP Brengosan Purwosari Solo pada tahun 2004.
Karir politiknya melesat saat ia mencalonkan diri sebagai Walikota Surakarta pada tahun 2005, didukung oleh PDIP dan sejumlah partai koalisi lainnya.
Keberhasilannya dalam mengelola Solo membuatnya terpilih kembali untuk periode kedua pada tahun 2010.
Selanjutnya, Jokowi memenangkan kontestasi pemilihan calon gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, berpasangan dengan Basuki Cahya Purnama atau Ahok, yang didukung oleh PDIP dan Gerindra.
Baca Juga: 32 Tim se-Kota Bogor Ramaikan Tournament Kang Jaya Cup di Samba Mini Soccer
Setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi maju ke pemilihan presiden pada tahun 2014 dan 2019, berhasil memenangkan kedua kontestasi tersebut.
Namun, menjelang akhir masa jabatannya sebagai presiden, kabar keretakan hubungan antara Jokowi dan Megawati Soekarno Putri mulai mencuat.
Megawati mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Jokowi dalam pidato perayaan hari ulang tahun ke-50 PDIP, menyatakan bahwa Jokowi tidaklah apa-apa tanpa PDIP. Pernyataan tersebut menunjukkan adanya gesekan di antara keduanya.
Ketegangan semakin memuncak ketika Jokowi tidak diundang atau hadir dalam acara ulang tahun PDIP, serta ketika PDIP mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024, sementara Jokowi tidak sejalan dengan keputusan tersebut.