SEWAKTU.com -- Pada hari Selasa yang lalu, Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet untuk membahas dampak dari konflik antara Iran dan Israel diprediksi timbulkan perang dunia ketiga.
Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, rapat tersebut membahas situasi geopolitik terbaru di Timur Tengah dan dampak ekonominya terhadap Indonesia.
Salah satu dampak yang signifikan adalah lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke kedutaan Iran di Damaskus dan retaliasi yang dilakukan oleh Iran.
Laut Merah dan Selat Hormuz, sebagai jalur distribusi minyak utama, menjadi fokus penting dalam mitigasi dampak ekonomi Indonesia.
Meskipun terjadi ketegangan, perekonomian Indonesia tetap tumbuh solid sebesar 5% dengan inflasi yang terkendali. Neraca perdagangan masih surplus, dan cadangan devisa tetap cukup kuat.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berkomunikasi dengan Iran untuk meredam eskalasi konflik.
Diplomasi menjadi pilihan utama untuk menyelesaikan ketegangan di Timur Tengah, mengingat potensi dampak global yang merugikan.
Baca Juga: Perbandingan 'Adu Mekanik' Kekuatan Militer dan Nuklir Israel vs Iran, Bangsa Zionis Bisa Hancur
Kekhawatiran akan terjadinya perang dunia ketiga muncul, terutama jika konflik terus eskalasi dan melibatkan negara-negara besar seperti Amerika, Rusia, dan Tiongkok.
Namun, upaya diplomasi dan penahanan diri diharapkan dapat mencegah eskalasi yang lebih lanjut.
Indonesia, sebagai importir minyak, juga akan merasakan dampaknya jika konflik berlanjut.
Stabilitas keamanan dan ekonomi regional, terutama di kawasan Teluk Arab, akan terganggu jika ketegangan tidak segera reda.
Meskipun ada kemungkinan Israel akan membalas serangan Iran, penting untuk mempertahankan dialog dan penyelesaian diplomatik guna mencegah eskalasi lebih lanjut.