SEWAKTU.com -- Duduk di dekat sopir, Ibu Guru Adewiah bercerita bagaimana keceriaan seketika berubah menjadi ketegangan saat sopir dan kernet teriak-teriak "Allahu akbar, Allahu akbar!".
Ia menjadi saksi mata sekaligus korban selamat dalam kecelakaan maut rombongan bas SMK Lingga Kencana Depok di Jalan Raya Ciater, Subang, pada Sabtu, tanggal 12 Mei tahun 2024.
Kejadian itu masih hangat dalam ingatan Adewiah saat keceriaan di dalam bas berubah menjadi ketegangan mendadak.
"Teriakan dari sopir dan kernet hingga para murid detik-detik bas oleng dan kondisi gelap gulita pun dirasakan oleh Adewiah," ujarnya ketika ditemui di RSUD Subang pada Minggu, tanggal 12 Mei tahun 2024, dini hari.
Baca Juga: Potret Dampak Banjir Bandang Sumbar, Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, 40 Orang Tewas
Adewiah menjelaskan bahwa posisinya di antara kursi penumpang dengan area sopir dan kernet terhalang oleh sekat, sehingga ia tidak mengetahui apa yang dibicarakan di antara mereka.
"Saya lihat memang sopir sama kernetnya itu teriak-teriak. Tapi tidak terdengar," katanya.
Suasana di dalam bas yang awalnya penuh keceriaan tiba-tiba berubah menjadi tegang saat Adewiah dan siswanya mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan bas yang ditumpangi.
"Posisinya di dalam bas itu gelap, saat busnya semakin oleng anak-anak di dalam itu teriak-teriak 'Allahu akbar, Allahu Akbar!' sampai busnya terbalik," ucapnya.
Baca Juga: Kisah Pilu Dimas Pelajar SMK Lingga Tewas Kecelakaan, Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut Perpisahan
Adewiah mengatakan bahwa ia secara refleks langsung membungkuk saat bas terguling dan beberapa kali terbentur.
Beruntung dalam kecelakaan itu, ia hanya mengalami luka ringan. Begitu bas berhenti, ia dan rekan guru pendamping lainnya beranjak keluar bas untuk mengevakuasi siswanya, dibantu oleh warga dan petugas.
"Tidak tahu itu bas remnya bermasalah atau tidak karena kanan disekat, saya juga belum tanya ke orang travelnya karena fokusnya menyelamatkan anak-anak dulu," katanya.
Setelah kejadian itu, mereka berkumpul kembali. "Nah, pukul 12.30 dari situ kita jalan tuh. Pak sudah jalan. Nah, jalan pertama bus itu tidak kenapa-napa, tidak kenapa-napa," cerita Adewiah.