SEWAKTU.com -- Banyak orang rela mengeluarkan biaya besar demi bisa bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Salah satunya adalah kisah yang diceritakan Hartono tentang temannya yang berharap bisa mengubah nasib dengan bekerja di Korea melalui metode P to P fishing.
P to P fishing adalah program kerja sama antara perusahaan swasta dan HRD Korea yang disalurkan melalui agen di Korea.
Metode ini berbeda dengan program pemerintah G to G (Government to Government) yang biasanya memiliki proses lebih resmi dan ketat.
Baca Juga: Buntut Selingkuhi Arie Riyanthie, Bimo Aryo Tejo Diusir dari Rumah Kini Ngungsi ke Kontrakan Sempit
Untuk bisa berangkat ke Korea dengan jalur P to P ini, pemuda tersebut bahkan rela mengeluarkan uang hingga Rp300 juta.
Berbeda dengan jalur G to G yang mensyaratkan berbagai macam tes, jalur P to P tidak mewajibkan calon pekerja untuk mengikuti serangkaian tes.
Meski telah menghabiskan biaya besar, sesampainya di Korea, pemuda itu justru ditempatkan di kapal nelayan dan jarang sekali menginjak daratan, membuatnya merasa tidak nyaman.
"Masnya sudah pasrah, yang penting Rp300 juta itu bisa buat kerja di Korea. Setelah sampai di Daegu, ternyata masnya malah kabur," kata Hartono dalam kanal YouTube-nya, Hartono Ajo.
Pekerjaan tersebut membuat pemuda itu kelelahan dan kehilangan banyak berat badan.
Menurut cerita Hartono, meski awalnya berusaha bertahan, kondisi kerja yang berat membuatnya memutuskan untuk kabur setelah enam bulan bekerja di kapal.
Kisah tragis ini semakin parah saat ia memilih bekerja serabutan setelah kabur. Malang tak dapat ditolak, saat bekerja sebagai tukang bangunan di sebuah kuil, ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan jarinya terpotong.
Baca Juga: Tampang Meirizka Widjaya, Ibu Terpidana Ronald Tannur yang Jadi Tersangka Kasus Suap