SEWAKTU.com -- Pemerintah Turki mengejutkan dunia aviasi militer dengan keputusan membatalkan rencana modernisasi 79 unit jet tempur F-16, yang sebelumnya menjadi bagian dari kesepakatan pembelian senilai 23 miliar dolar AS dengan Amerika Serikat.
Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Turki, Yaşar Güler, yang mengungkapkan bahwa industri dirgantara domestik Turki kini mampu menangani proses modernisasi secara mandiri.
Pada awal tahun 2024, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui permintaan Turki untuk membeli 40 unit F-16 Blok 70 Viper baru dan memperbarui 79 unit F-16 yang sudah ada.
Baca Juga: Aliansi Rusia-Korea Utara Menguat: Ribuan Tentara Pyongyang Dikerahkan untuk Perang di Ukraina
Total biaya program tersebut, termasuk pesawat tempur buatan Lockheed Martin dan amunisi terkait, mencapai 7 miliar dolar AS.
Pemesanan ini diajukan Turki pada Oktober 2021, dua tahun setelah negara tersebut dikeluarkan dari program jet tempur F-35 akibat pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.
Namun, Turki memutuskan untuk tidak melanjutkan modernisasi 79 unit F-16 tersebut. "Kami menyerah karena fasilitas Industri Dirgantara Turki di TUSAS mampu melaksanakan modernisasi ini sendiri," jelas Menteri Güler.
Baca Juga: Iran Terima Jet Tempur Sukhoi SU-35SE, Modernisasi Kekuatan Udara yang Mengguncang Kawasan
Selain pembelian F-16, Turki kini mengalihkan perhatian pada upaya untuk kembali bergabung dalam program jet tempur F-35.
Turki sebelumnya telah membayar 1,4 miliar dolar AS sebagai bagian dari program ini sebelum dikeluarkan.
Kini, Ankara berencana untuk membeli 40 unit F-35 baru jika pembicaraan dengan Amerika Serikat dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak.
Baca Juga: Rusia Siapkan Kembali Lokasi Uji Coba Nuklir di Kepulauan Novaya Zemlya
Menteri Güler juga mengungkapkan bahwa terdapat perubahan sikap di pihak AS. "Kini mereka menyatakan kesediaan untuk menyediakan F-35 bagi Turki," katanya. Namun, hingga saat ini belum ada kemajuan konkret dalam negosiasi tersebut.