Ia lebih mengutamakan pendekatan persuasif melalui sosialisasi agar para pedagang merasa dilibatkan dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap ketertiban ruang publik.
“Kalau penertiban dilakukan secara represif, tiga hari kemudian mereka balik lagi. Tapi kalau pendekatannya persuasif, mereka akan merasa memiliki dan ikut menjaga ketertiban,” jelas Ajat.
Langkah ini menjadi salah satu strategi Rudy Susmanto dalam memperbaiki wajah perkotaan di Kabupaten Bogor, terutama di kawasan padat seperti Cibinong Raya, sekaligus memperkuat komitmen terhadap pelayanan publik yang inklusif dan manusiawi. (ADV)