“Kuota 30 persen harus diisi oleh perempuan yang siap dan kompeten. Kami akan hadirkan sekolah politik perempuan untuk menyambut Indonesia Emas 2045,” katanya.
Umi juga menekankan bahwa kesetaraan gender bukan soal kesamaan peran, melainkan soal kolaborasi tanpa diskriminasi.
“Tingkatkan kompetensi, dan laki-laki harus turut mendukung perjuangan perempuan,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor IWU Dewi Indriani Jusuf berharap kegiatan ini menjadi ruang belajar politik yang membentuk karakter anak muda sebagai pemimpin masa depan yang kritis, berintegritas, dan membawa perubahan positif bagi Indonesia.
“Kami bangga IWU punya program studi politik dan kerja sama internasional. Ini membuka kesempatan besar untuk mahasiswa belajar politik lebih luas,” tutupnya. (ADV)