SEWAKTU.com – Hujan lebat yang melanda Kabupaten Bogor sejak Sabtu malam (5/7/2025) telah menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah. Dampak dari bencana ini cukup serius, mengakibatkan kerusakan parah dan menelan korban jiwa.
Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, bencana ini berdampak pada 18 kecamatan dan 33 desa. Menurut data ada 28 lokasi kejadian, di mana 21 titik mengalami banjir serta longsor, sementara 7 titik lainnya hanya terdampak banjir.
Kecamatan Megamendung dan Cisarua menjadi wilayah yang paling parah terdampak. Di Megamendung, seorang santri berusia 22 tahun meninggal dunia akibat longsor yang menimpa pondok pesantren. Sementara itu, di Cisarua, dua orang dilaporkan tewas terseret banjir bandang di Kelurahan Tugu Utara.
Baca Juga: Turun Langsung Temui Warga, Bupati Bogor Gercep Tangani Banjir di Megamendung dan Cisarua
Evakuasi dan Pencarian Korban Berlanjut
Tim gabungan melakukan pencarian terus menerus satu warga yang hilang di Megamendung. Korban terakhir kali terlihat memancing di area Sungai Ciesek sebelum hanyut terbawa arus deras. Diduga, korban hilang akibat longsor atau terseret banjir.
Akibat bencana ini, setidaknya 186 warga dari 44 keluarga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat aman seperti sekolah, masjid, dan balai desa yang dijadikan posko darurat.
Pemerintah Kabupaten Bogor telah mengerahkan seluruh sumber daya untuk penanganan bencana. TNI, Polri, Basarnas, Satpol PP, Damkar, Tagana, dan berbagai relawan turut membantu dalam proses evakuasi, distribusi logistik, dan pelayanan medis.
Pemkab Bogor Ambil Langkah Cepat dan Imbau Warga Waspada
Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyampaikan dukacita mendalam atas korban jiwa. Beliau menegaskan bahwa langkah tanggap darurat telah dan akan terus dilakukan secara intensif. Rudy juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah sigap membantu penanganan bencana ini.
“Semua unsur kami kerahkan agar penanganan berjalan cepat dan tepat. Mulai dari evakuasi korban, pengiriman bantuan, hingga pemulihan fasilitas umum. Keselamatan warga tetap menjadi fokus utama,” ujar Rudy dalam konferensi pers pada Minggu 6 Juli 2025.
Beliau juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi yang tinggal di daerah rawan bencana seperti lereng bukit dan bantaran sungai. Warga diminta segera menghubungi layanan darurat 112 jika melihat tanda-tanda bahaya seperti retakan tanah, suara runtuhan, atau kenaikan permukaan air sungai secara tiba-tiba.