Meski belum mengetahui secara pasti apa penyebab utama kegagalan Keimita dalam seleksi, Dedi menyampaikan bahwa tidak boleh ada anak yang kehilangan hak atas pendidikan hanya karena keterbatasan ekonomi.
Kisah Keimita adalah satu dari banyak potret nyata ketimpangan akses pendidikan yang masih terjadi. Ia mewakili suara-suara anak-anak lain dari keluarga prasejahtera yang masih berjuang untuk bisa duduk di bangku sekolah. Masyarakat kini menanti langkah nyata dari pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar impian Keimita tidak berhenti begitu saja.