SEWAKTU.com - Ratusan warga memadati kawasan Gedung DPRD Pati, Jawa Tengah, pada Rabu (13/8/2025) pagi untuk menggelar aksi unjuk rasa. Sekitar pukul 11.10 WIB, gerbang utama kantor legislatif terdorong hingga terbuka, membuat sebagian massa masuk ke halaman dan beberapa kelompok mencapai area dalam gedung. Situasi sempat memanas akibat desakan yang terus terjadi.
Bupati Pati, Sudewo, terlihat keluar menemui massa menggunakan kendaraan taktis kepolisian. Ia berusaha menyampaikan permintaan maaf dan menegaskan komitmen perbaikan. Namun, kondisi di lapangan kembali tegang saat sejumlah peserta aksi melempar botol air mineral dan sandal jepit ke arah kendaraan yang ditumpanginya. Aparat kepolisian segera membentuk barikade dengan tameng untuk melindungi bupati.
Ketegangan berangsur reda setelah massa membubarkan diri. Tak lama berselang, personel Polri yang masih berjaga di lokasi mulai melakukan aksi bersih-bersih. Sampah sisa aksi, seperti botol plastik, spanduk, dan berbagai material lain, dikumpulkan lalu diangkut. Langkah ini dilakukan agar halaman kantor legislatif kembali bersih, aman, dan siap digunakan untuk pelayanan publik. Aparat juga memastikan tidak ada benda berbahaya yang tertinggal di area tersebut.
Baca Juga: Pasca Demo di DPRD Pati Memanas, Personel Polri Sigap Bersihkan Area dan Pulihkan Kondisi
Momen tersebut terdokumentasi dalam sebuah video yang diunggah ke akun Instagram resmi @Divisihumaspolri. Dalam tayangan itu, terlihat sejumlah personel bekerja sama membersihkan halaman kantor hingga kembali rapi pada hari yang sama.
Unggahan yang dipublikasikan pada Kamis (14/8/2025) pukul 10.00 WIB itu memicu beragam reaksi warganet. Sebagian menilai kegiatan tersebut bukan hanya melibatkan aparat, tetapi juga masyarakat setempat yang ikut membantu. Bagi mereka, kebersamaan antara warga dan polisi setelah aksi massa mencerminkan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas budaya Indonesia.
Ada pula yang memuji momen ini sebagai simbol kekuatan kebersamaan atau people power. Menurut pandangan ini, sinergi antara aparat dan masyarakat dapat menjadi contoh positif bagi daerah lain.
Baca Juga: Demo Ricuh di Pati, Bupati Sudewo Dilempari Botol oleh Massa
Meski begitu, sejumlah komentar bernada kritik juga bermunculan. Beberapa warganet menilai, pembersihan seharusnya tidak hanya dilakukan di lingkungan fisik, tetapi juga di lingkungan internal institusi untuk memperbaiki kepercayaan publik. Ada yang mempertanyakan absennya dokumentasi saat aparat menggunakan air dan gas untuk membubarkan massa, bahkan menyoroti dugaan penggunaan gas air mata yang disebut-sebut sudah kedaluwarsa dan berpotensi membahayakan keselamatan.
Aksi bersih-bersih ini pun menjadi sorotan bukan hanya karena upaya menjaga kebersihan, tetapi juga karena beragam interpretasi publik yang menyertainya. Perbedaan pandangan itu mencerminkan dinamika hubungan antara masyarakat dan aparat di tengah situasi yang menuntut keterbukaan serta saling percaya.