2. Sentilan kepada Putri Sendiri dan Pengkritik Jokowi
Dalam kesempatan yang sama, Megawati juga menyentil putri kandungnya, Puan Maharani, yang menjabat sebagai Ketua DPR RI.
Ia mengkritik produk legislasi yang dibuat oleh DPR, yang dinilainya sering kali tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai acuan utama.
"UUD 1945 itu di situ katanya sumber segala perundangan, tapi terus di bawahnya seperti kayak tidak berhubungan atau kurang berhubungan menurut saya," ucapnya.
Pada pidato lain, Megawati mengungkapkan kesedihannya hingga menangis melihat Presiden Jokowi dihina dan badannya sampai kurus karena memikirkan rakyat.
Ia bahkan menyebut orang-orang yang menghina Jokowi sebagai pengecut dan tidak memiliki moral.
Baca Juga: Resmi! Megawati Hangestri Merumput di Liga Voli Turki
3. Komentar Pedas untuk Generasi Milenial
Pada Oktober 2020, Megawati memicu perdebatan luas setelah mempertanyakan sumbangsih generasi milenial.
Ia mengkritik anak-anak muda yang dinilainya hanya bisa melakukan demonstrasi, seperti yang terjadi pada aksi menolak omnibus law UU Cipta Kerja.
"Saya mau tanya, hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi membuat kita sudah viral tanpa harus bertatap langsung? Masa hanya demo saja," kata Megawati.
Selain itu, ia juga beberapa kali menyinggung Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dalam pidato-pidatonya.
Mega mengaku heran karena rakyat Sumbar belum sepenuhnya mau menerima PDI-P. Ia juga mempertanyakan adat istiadat Ninik Mamak yang kini tidak lagi dilihatnya.
4. Permintaan Jatah Menteri Terbanyak
Setelah kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, Megawati secara terang-terangan meminta jatah kursi menteri terbanyak untuk kader PDI-P di kabinet.