SEWAKTU.com - Kerusuhan pecah di depan Gedung DPR pada Jumat (28/8/2025) sore dan berujung tragedi memilukan. Seorang pengemudi ojek online meninggal dunia setelah terlindas kendaraan taktis milik aparat kepolisian. Peristiwa itu terjadi ketika bentrokan antara aparat dan massa demonstran semakin memanas.
Korban diketahui bukan bagian dari aksi unjuk rasa. Ia hanya sedang melintas untuk mengantar pesanan, namun nasib tragis menimpanya di tengah suasana kacau. Kejadian ini sontak mengguncang publik, menimbulkan duka sekaligus amarah karena dianggap menunjukkan tindakan aparat yang berlebihan.
Keterangan sementara menyebutkan bahwa situasi di lapangan kala itu tidak terkendali. Dorongan massa berhadapan langsung dengan barisan aparat, sementara kendaraan taktis bergerak di tengah kondisi ricuh. Di saat itulah, korban yang sedang melintas justru menjadi korban salah situasi.
Baca Juga: Ojol Tewas Terlindas Mobil Brimob Saat Pembubaran Aksi di Pejompongan
Warga sekitar menyebut suasana pada sore hari itu dipenuhi teriakan, gas air mata, dan kepanikan. Di tengah kekacauan, korban tidak sempat menghindar saat kendaraan aparat melintas. Momen singkat itu mengubah perjalanan harian seorang pengemudi ojek online menjadi peristiwa tragis yang mencuri perhatian nasional.
Pasca kejadian, jalanan di sekitar Gedung DPR sempat lumpuh. Massa kian terpancing emosi karena insiden tersebut, sementara aparat berusaha mengendalikan situasi agar tidak semakin meluas. Namun, satu nyawa yang melayang sudah terlanjur menorehkan luka mendalam.
Kepolisian sendiri menyatakan tengah melakukan penyelidikan internal. Pihak berwenang berjanji akan menelusuri kronologi secara menyeluruh dan mencari pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini. Namun, pernyataan tersebut belum meredakan gejolak di masyarakat yang menuntut transparansi penuh.
Baca Juga: Demo Ricuh di Pati, Bupati Sudewo Dilempari Botol oleh Massa
Keluarga korban menyampaikan rasa kehilangan mendalam. Mereka menegaskan bahwa almarhum hanyalah seorang pekerja yang kebetulan melintas dan tidak ada kaitannya dengan aksi. Tuntutan mereka sederhana: keadilan ditegakkan tanpa ada upaya untuk menutup-nutupi fakta.
Sejumlah organisasi masyarakat sipil juga turun bersuara. Mereka menilai kasus ini sebagai bukti lemahnya perlindungan terhadap warga sipil di tengah konflik aparat dan massa. Menurut mereka, tragedi tersebut harus menjadi pelajaran serius agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Gelombang dukungan publik pun membesar di media sosial. Tagar yang menuntut keadilan bagi korban ramai diperbincangkan. Rasa simpati bercampur amarah masyarakat semakin menekan aparat penegak hukum agar bersikap terbuka dan tidak memberi ruang sedikit pun bagi pembelaan yang dianggap tidak pantas.
Baca Juga: Demo Besar di Pati: 64 Orang Luka, Sebagian Dirawat di RSUD RAA Soewondo
Di tengah derasnya arus desakan, konten kreator sekaligus aktivis sosial Ferry Irwandi ikut bersuara lantang. Melalui akun Instagram pribadinya, ia menegaskan bahwa keadilan harus ditegakkan secepat mungkin. Baginya, tidak boleh ada ruang pembelokan ataupun perlindungan bagi pihak yang bersalah.
Dalam unggahannya, Ferry memperingatkan bahwa sedikit saja kejanggalan dalam penanganan kasus ini bisa memicu dampak besar. Publik, menurutnya, kini benar-benar menyaksikan jalannya kasus ini. Ia menekankan bahwa masyarakat tidak lagi tinggal diam, melainkan menuntut kebenaran tanpa kompromi.