news

Pro-Kontra Program MBG: Antara Gizi Murid, Risiko Keamanan Pangan, dan Alarm Serius Pemerintah

Selasa, 23 September 2025 | 14:09 WIB
Siswa SMP sedang mengantre makanan gratis dalam program MBG di salah satu sekolah, sebelum kasus keracunan massal mencuat. Foto: Ilustrasi.

Ada beberapa faktor yang ditengarai menjadi penyebab keracunan massal:

  1. Kebersihan & Higienitas Dapur
    Tidak semua katering sekolah memiliki standar dapur sesuai ketentuan BPOM.
  2. Rantai Distribusi yang Panjang
    Makanan sering kali harus menempuh jarak jauh sebelum sampai ke sekolah, sehingga kualitas bisa menurun.
  3. Kurangnya Pengawasan
    Tim pengawas lapangan masih terbatas, sehingga rawan terjadi kelalaian.
  4. Minimnya Edukasi Gizi di Sekolah
  5. Guru dan murid belum sepenuhnya memahami pentingnya memilih makanan sehat.

Pro dan Kontra Program Makan Gizi Gratis

Di satu sisi, program ini dinilai penting untuk mengatasi masalah stunting dan gizi buruk. Data BPS 2024 mencatat masih ada 21,5% anak Indonesia mengalami stunting.

Namun, kritik bermunculan dari berbagai kalangan. NGO kesehatan mendesak pemerintah menghentikan sementara program ini sampai ada evaluasi menyeluruh.

"Jangan sampai niat baik justru membahayakan kesehatan anak-anak. Harus ada audit total, mulai dari penyedia katering hingga mekanisme distribusi,” kata perwakilan NGO kesehatan.

Baca Juga: Kondisi Fahmi Bo Makin Memprihatinkan, Warganet Doakan Kembali Sehat

Tanggapan Pemerintah

Pemerintah menegaskan tidak akan menghentikan program ini, tetapi siap melakukan evaluasi besar-besaran. Presiden menekankan bahwa keamanan pangan akan diperketat dan pemerintah akan menggandeng BPOM, Kemenkes, dan pemerintah daerah untuk mengawasi pelaksanaan.

Selain itu, skema sertifikasi dapur katering sedang dipersiapkan agar setiap penyedia makanan memenuhi standar minimal keamanan pangan.

Harapan & Jalan ke Depan

Meski diselimuti polemik, mayoritas masyarakat tetap berharap program makan gratis bisa berjalan. Bagi keluarga miskin, program ini sangat membantu.
Solusi yang bisa ditempuh antara lain:

  • Audit ketat katering sekolah.
  • Penguatan rantai distribusi makanan agar tetap segar.
  • Edukasi gizi di sekolah agar murid dan guru lebih peduli.
  • Transparansi anggaran supaya publik yakin program berjalan sesuai rencana.

Jika perbaikan-perbaikan ini dilakukan, bukan tidak mungkin program MBG akan menjadi salah satu warisan penting pemerintah dalam membangun generasi emas 2045.

Kasus keracunan massal ini memang menjadi tamparan keras bagi pemerintah. Namun di balik itu, ada pelajaran penting: program besar dengan anggaran raksasa tidak akan berjalan maksimal tanpa pengawasan yang ketat, distribusi yang efisien, dan keterlibatan masyarakat.

Ke depan, publik menunggu bukti nyata bahwa Program Makan Gratis bukan sekadar janji politik, melainkan solusi nyata untuk memperbaiki kualitas gizi anak bangsa.***

Halaman:

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB