Kesaksian Langsung
Wawan (29), salah satu pekerja selamat, mengaku detik-detik longsor sangat mencekam. "Saya hanya mendengar suara gemuruh dan melihat debu tebal menutupi lorong. Kami berlari secepat mungkin," ungkapnya dengan wajah pucat.
Dampak Sosial dan Ekonomi Papua
Kejadian ini bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga pukulan bagi ekonomi Papua. Ribuan pekerja lokal menggantungkan penghasilan dari aktivitas tambang. Jika operasional macet, pemasukan daerah ikut terhantam.
Statistik dan Risiko Tambang
Grasberg, salah satu tambang emas dan tembaga terbesar dunia, berulang kali dihadapkan pada risiko geologi. Menurut data ICMM, kecelakaan tambang bawah tanah menyumbang 40% insiden tambang global. Faktor curah hujan ekstrem di Papua semakin meningkatkan kerentanan.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis dan Regulasi Penanggulangan Kasus
Operasi Penyelamatan
Basarnas, TNI, dan tim internal Freeport bekerja sepanjang malam mencari korban. Drone termal dan anjing pelacak dikerahkan. Namun kondisi tanah labil membuat proses pencarian penuh risiko.
Analisis Penyebab Awal
BMKG melaporkan curah hujan intensitas tinggi mengguyur kawasan Pegunungan Tengah Papua seminggu terakhir. Kombinasi tekanan produksi dan faktor geologi diduga memperparah potensi longsor. Investigasi resmi akan mengungkap penyebab pasti.
Imbauan
Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati lokasi tambang. Para pakar menekankan perlunya modernisasi sistem deteksi dini longsor serta audit keselamatan berkala.
Bencana Grasberg menjadi pengingat rapuhnya industri pertambangan di tengah tingginya permintaan global. Nyawa pekerja harus ditempatkan di atas kepentingan produksi.***