SEWAKTU.com – Longsor dahsyat di Tambang Grasberg, Papua pada Senin (29/9/2025), menyebabkan puluhan pekerja tertimbun dan menimbulkan gejolak di pasar tembaga global.
Peristiwa ini kembali membuka mata dunia akan risiko tinggi di industri pertambangan.
Kronologi Bencana
Sekitar pukul 10.20 WIT, dinding batu di area tambang bawah tanah runtuh akibat hujan deras berhari-hari. Material longsor menutup lorong utama dan memutus jalur komunikasi. Evakuasi berlangsung dramatis, dengan puluhan pekerja berhasil diselamatkan, namun banyak lainnya masih dalam pencarian.
Freeport Indonesia langsung menghentikan semua aktivitas di lokasi terdampak untuk fokus pada operasi penyelamatan.
Baca Juga: Longsor Grasberg Papua Guncang Harga Tembaga Dunia, Korban Jiwa dan Pasokan Terganggu
Dampak ke Pasar Dunia
Gangguan produksi di Grasberg membuat harga tembaga dunia melonjak hampir 10% dalam dua hari terakhir. Lonjakan ini dikhawatirkan akan menekan industri global, khususnya sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik yang sangat bergantung pada tembaga.
Sejumlah analis memperingatkan bahwa jika operasional tidak segera normal, kekurangan pasokan bisa menekan ekonomi dunia yang tengah berusaha pulih.
Respons Pemerintah & Freeport
Pemerintah Indonesia menegaskan akan melakukan audit keselamatan menyeluruh. "Keselamatan pekerja adalah prioritas. Investigasi mendalam segera dilakukan," kata Menteri ESDM dalam konferensi pers.
Freeport-McMoRan Inc. selaku induk perusahaan menyatakan dukungan penuh terhadap upaya penyelamatan dan menjanjikan kompensasi kepada keluarga korban.
Suara dari Lokasi
Seorang penyelamat, Andi (41), menggambarkan kondisi lapangan penuh tantangan. "Tanah masih labil, hujan tidak berhenti, tapi kami tetap berusaha keras mencari korban," ujarnya. Testimoni ini menggambarkan perjuangan berat tim SAR di medan ekstrim.