"Pernikahan itu sah secara agama dan negara. Semua berkas lengkap, dan tidak ada paksaan dari kedua belah pihak,” jelas Haris saat diwawancarai, Kamis (9/10/2025).
Shela, sang mempelai perempuan, merupakan gadis muda setempat yang dikenal ramah dan aktif di lingkungan desanya. Tak banyak yang tahu bagaimana keduanya bertemu, namun keputusan mereka untuk menikah menjadi kisah yang sulit dilupakan warga.
Rp 3 Miliar: Angka yang Mengubah Persepsi
Bagi sebagian orang, mahar adalah simbol kesungguhan. Namun untuk publik, angka Rp 3 miliar jelas bukan hal biasa. Banyak yang mempertanyakan kebenaran nominal tersebut, namun video yang beredar mempertegas ucapan sang penghulu "dibayar tunai".
Bukan hanya tentang uang, mahar sebesar itu menimbulkan perdebatan soal makna kesetaraan dan cinta dalam konteks sosial.
Apakah cinta bisa dibeli? Atau justru itu bentuk penghargaan dari seorang pria terhadap pasangannya?
Baca Juga: Mewakili Kabupaten Bekasi, RSUD Cabangbungin Raih Juara Nasional di Ajang Seva Paramahita Award 2025
Reaksi Publik: Antara Doa dan Sindiran
Komentar-komentar di media sosial beragam.
“Yang penting sah dan bahagia, usia hanyalah angka,” tulis seorang pengguna TikTok.
“Kalau punya Rp 3 miliar, mending investasi, bukan menikah,” tulis yang lain.
Fenomena ini mencerminkan dua sisi masyarakat: mereka yang menilai cinta tak perlu batas, dan mereka yang menilai logika harus tetap berjalan.
Namun, di balik semua itu, Tarman dan Shela tampaknya memilih jalan sunyi menikmati hari-hari mereka tanpa memedulikan hiruk-pikuk dunia maya.
Akhir Cerita: Cinta Tetap Cinta