Kementerian Keuangan menegaskan bahwa kebijakan ini juga mempertimbangkan stabilitas fiskal dan daya beli pegawai negeri, agar tetap selaras dengan kondisi ekonomi nasional.
Baca Juga: Gaji Baru ASN Berlaku Oktober 2025, Pembayaran Dirapel November
Total Reward: Menghargai Kinerja, Bukan Sekadar Jabatan
Yang paling menarik dari kebijakan 2025 bukan hanya kenaikan gajinya, tapi sistem baru bernama “Total Reward Berbasis Kinerja.”
Sistem ini akan mengubah wajah birokrasi. Jika dulu ASN dinilai berdasarkan masa kerja dan golongan, kini pemerintah ingin mengaitkan penghasilan dengan kontribusi dan hasil kerja nyata.
Artinya, ASN yang bekerja dengan semangat, disiplin, dan inovatif akan mendapatkan penghargaan lebih tinggi.
Sementara yang pasif, akan dituntut untuk berbenah.
“Ini bukan sekadar kenaikan gaji, tapi sinyal kuat bahwa pemerintah sedang membangun budaya baru di ASN, budaya kinerja,” ujar Deputi SDM Aparatur KemenPANRB.
Baca Juga: ASN Siap-siap Full Senyum! Kenaikan Gaji dan Sistem Baru Segera Berlaku
Dampak Lebih Luas: Birokrasi yang Bernapas
Kenaikan gaji ini juga berdampak ke luar ruang kantor. Dengan lebih dari 4 juta ASN di seluruh Indonesia, peningkatan penghasilan akan memperkuat daya beli masyarakat, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan rumah tangga.
Banyak ekonom menilai, langkah ini bisa menjadi stimulus ekonomi nasional, khususnya menjelang akhir tahun.
Namun di sisi lain, kebijakan ini juga membawa tanggung jawab baru, gaji naik harus sebanding dengan produktivitas dan kualitas layanan publik.
Karena pada akhirnya, reformasi birokrasi bukan hanya tentang kesejahteraan, tapi tentang perubahan perilaku kerja.
Baca Juga: Analisis: Apa Makna di Balik Kenaikan Gaji ASN dan Sistem Total Reward 2025?