Baca Juga: Bangkit dari Rugi, Begini Cara Bukalapak Cetak Laba Triliunan di 2025
Fenomena Global
Tren serupa juga terjadi di banyak negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan yang mengalami penurunan drastis dalam angka pernikahan dan kelahiran.
Indonesia, meski memiliki budaya religius yang kuat, kini mulai menunjukkan pola serupa, meski belum sampai pada tahap “krisis populasi.”
Kemenko PMK memperingatkan bahwa jika tren ini terus berlanjut, bisa berdampak pada struktur demografi dan bonus usia produktif di masa depan.
Baca Juga: Jerome Polin Ungkap Kondisi Ayahnya yang Kritis
Respons Pemerintah
Kemenag kini memperkuat program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) di seluruh KUA agar calon pengantin memahami kesiapan mental, ekonomi, dan sosial sebelum menikah.
Langkah ini diharapkan bisa membantu generasi muda menyeimbangkan antara cita-cita pribadi dan tanggung jawab keluarga.
"Kita tidak mendorong menikah muda, tapi menikah dengan kesiapan,” tegas Menko PMK Muhadjir Effendy, dalam pernyataannya pada Agustus 2025.
Menurunnya angka pernikahan di Indonesia menunjukkan adanya perubahan cara pandang generasi muda terhadap makna pernikahan.
Meski begitu, pemerintah menilai tren ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak negatif pada demografi dan ketahanan keluarga ke depan.***