Pemerintah memiliki dasar hukum jelas:
- UU 11/2008 tentang ITE
- PP 71/2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik
- Permen Kominfo 5/2020 tentang PSE Lingkup Privat
Melalui regulasi tersebut, pemerintah memiliki wewenang memutus akses informasi bermuatan terlarang termasuk situs judi online dan platform yang turut memfasilitasinya, baik sengaja maupun tidak.
"Kami sangat siap bekerja sama dengan platform global, selama mereka menunjukkan komitmen dan kepatuhan,” ujar Alexander.
Baca Juga: Sinopsis Film Wicked 2, Kisah Persahabatan, Takdir, dan Konflik Baru Elphaba
Di saat investigasi bergulir, Cloudflare menghadapi masalah besar lain. Pada malam 18 November 2025, sejumlah layanan internet dunia tumbang hampir bersamaan:
- X (Twitter)
- ChatGPT
- Canva
- Downdetector
- Serta berbagai situs yang memakai jaringan Cloudflare
CEO Cloudflare, Matthew Prince, menyebut insiden ini sebagai gangguan terparah sejak 2019.
Akar masalahnya ternyata berada pada fitur Bot Management sistem yang memfilter aktivitas bot dari trafik asli.
Perubahan perilaku query pada database ClickHouse membuat file konfigurasi machine learning Cloudflare membengkak karena banyaknya duplikasi.
Ketika file itu melampaui batas memori, sistem proxy inti Cloudflare ikut tumbang. Proxy inilah yang memproses mayoritas trafik global. Begitu modul rusak, dampaknya langsung bergulir ke seluruh dunia.
Cloudflare menegaskan insiden ini bukan serangan siber, bukan masalah DNS, dan bukan karena AI generatif melainkan kesalahan internal pada sistem mereka sendiri.
Gangguan pada modul bot menyebabkan banyak layanan salah membaca aktivitas pengguna. Mereka yang memakai aturan pemblokiran bot mendapati trafik manusia terbaca sebagai bot, sehingga akses terputus seketika.
Sebaliknya, pelanggan yang tidak memakai modul bot relatif aman.
Dalam laporan resminya, Cloudflare merinci empat langkah mitigasi:
- Memperketat pengolahan file konfigurasi internal.
- Menambah global kill switches agar fitur bisa dimatikan cepat.
- Menghilangkan potensi core dump yang menghambat kinerja.
- Evaluasi ulang seluruh skenario kegagalan modul proxy inti.
Cloudflare juga mengakui bahwa semakin banyak layanan digital tersentralisasi pada penyedia besar, semakin besar pula risiko gangguan serentak di masa depan.
Baca Juga: For Good 2025, Konflik Terbesar di Wicked 2 Terungkap!